Jaga Keutuhan Bangsa, Media Diminta Aktif Redam Hoaks

Rabu, 25 September 2019 - 08:41 WIB
Jaga Keutuhan Bangsa, Media Diminta Aktif Redam Hoaks
Jaga Keutuhan Bangsa, Media Diminta Aktif Redam Hoaks
A A A
JAKARTA - Media massa diminta aktif membantu meredam kabar bohong atau hoaks yang kian tak terbendung di masyarakat. Ujaran rasisme dan hoaks berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Staf Ahli Sekjen Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Hendrasmo mengatakan, hoaks dan ujaran rasisme amat bahaya terlihat dari peristiwa kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua, sehingga mengakibatkan 27 orang meninggal dunia.

“Kita melihat peristiwa pekan ini betapa hoaks, kabar tidak utuh diamplifikasi. Itu memicu konflik lebih luas. Ini bukan pertama kali, pada Agustus juga sama,” ujarnya pada diskusi bareng media bertajuk “Peran Aktif Media dalam Meredam Hoaks dan Mewujudkan Perdamaian di Papua” di Tebet, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Hendrasmo, peristiwa dan pergolakan masyarakat Papua belakangan ini tidak berdiri sendiri, namun saling berkaitan satu sama lain yang tujuannya memecah belah persatuan bangsa. Selain ada yang mendesain, peristiwa itu juga ada yang menjadi aktor di dalam maupun di luar. Provokasi juga cukup masif begitu ada sedikit letupan.

“Jadi hoaks ini menjadi instrumen pemecah belah bangsa. Siapa desainernya? Walau kita sadar ini tidak berdiri sendiri,” katanya. Pemerintah terus mengajak anak bangsa menghindari hoaks. Jika menemukan berita atau informasi baik di media sosial maupun internet harus diverifikasi sebelum berita tersebut disebarkan lebih lanjut.

Tokoh pemuda Papua, Yulianus Dewa, menuturkan, persoalan di Papua cukup kompleks. Di antara sekian banyak persoalan Papua adalah ideologi dan kepemimpinan otoriter yang diwariskan kolonial Belanda. Tak hanya itu, persoalan men dasar lainnya yakni otonomi khusus dan kesenjangan sosial masyarakat.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5317 seconds (0.1#10.140)