Pamitan, Imam Nahrawi Imami Salat Asar Para Pejabat Kemenpora

Jum'at, 20 September 2019 - 06:31 WIB
Pamitan, Imam Nahrawi Imami Salat Asar Para Pejabat Kemenpora
Pamitan, Imam Nahrawi Imami Salat Asar Para Pejabat Kemenpora
A A A
JAKARTA - Matahari masih bersinar begitu terik. Jam pulang kerja pun belum saatnya tiba. Namun puluhan pejabat teras Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kamis (19/9) sore, sudah riuh berkumpul di Lantai 10. Suasana ini tak lazim. Tak berselang lama, di ruang kerja Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi itu para pejabat eselon I dan II diajak salat asar berjamaah.

Dengan baju lengan panjang putih dan bercelana panjang hitam, tampak sang imam memantau sesaat barisan jamaah sebelum salat dimulai. Di barisan makmum tampak antara lain Sekretaris Menpora Gatot S Dewa Broto, Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam, Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, staf ahli Jonni Mardizal, dan staf ahli Samsudin, “Allahu Akbar.”

Salat pun dimulai. Sang imam tampak khusyuk memimpin salat berjamaah asar hingga usai. Salat di Lantai 10 Kantor Kemenpora sore kemarin memang istimewa. Sang imam salat adalah orang nomor satu di jajaran Kantor Kemenpora sendiri, yakni Imam Nahrawi. Tak hanya itu, salat ini menjadi bersejarah karena yang terakhir kali diimami oleh Imam Nahrawi.

Ya, tak berapa lama seusai mengimami salat asar, Imam yang didampingi para pejabat teras yang menjadi makmumnya tersebut menyampaikan pengunduran dirinya sebagai menpora. "Bahwa mulai hari ini Kamis, 19 September 2019, saya Imam Nahrawi telah menyampaikan surat pengunduran diri saya ke Bapak Presiden Jokowi sebagai menpora RI periode 2014–2019," katanya saat jumpa pers.

Pagi kemarin Imam telah menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai menpora. Langkahnya ini dilakukan setelah dia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat sehari sebelumnya. Dia diduga menerima uang sebesar Rp26,5 miliar sebagai bentuk commitment fee pengurusan proposal yang diajukan KONI kepada Kemenpora.

Dengan mundur dari jabatan Menpora, Imam berharap bisa fokus menghadapi dugaan dan tuduhan KPK. "Kita ingin mendorong prinsip praduga tak bersalah, sekaligus kita menunggu sebaik-baiknya alat bukti KPK, dengan tanpa membuat wacana terlebih dahulu karena saya tidak seperti tuduhan. Kita ikuti dan saya ingin fokus hadapi itu," ungkap Imam.

Meski status dari KPK ini sangat berat, Imam Nahrawi pun berupaya tegar menghadapinya. Sambutan hangat para pegawai semakin membuat suasana pamitan di Wisma Menpora, Senayan, kemarin, terasa haru. "Saya bersyukur dan bergembira. Bergembira sekali bisa melihat wajah-wajah bapak-ibu sekalian, sahabat saya semuanya. Saya bersyukur kepada Allah diberi tugas oleh Presiden hampir lima tahun. Saya bersyukur," kata Menpora.

Menpora menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pegawai karena telah menumbuhkan rasa optimisme kuat. Menpora juga berharap, silaturahmi yang telah dibangun selama ini tetap terjaga. “Asian Games dan Asian Para Games, bapak-ibu telah bekerja dengan sangat luar biasa. Itu tidak akan pernah dilupakan. Ini yang membuat saya bangga. Semoga ini menjadi semangat dan motivasi, semua karena kerja sama dan itu yang saya rasakan," sebut Menpora.

Saat menghadap Presiden Jokowi, Imam mengaku telah menyampaikan beberapa pesan mengenai beberapa agenda olahraga penting yang perlu mendapat perhatian besar. “Agenda nasional tidak akan berhenti, masih ada PON, SEA Games, dan Olimpiade 2020. Masih banyak single event yang membutuhkan tenaga dan hati kita seperti MotoGP, Basket Fiba, dan lainnya. Karena olahraga sekarang sudah menjadi lifestyle di masyarakat," ujar Imam.

Menpora pun berharap kepada seluruh pegawai Kemenpora untuk tetap bekerja dengan baik. Dia mendorong pegawai tidak pernah berhenti berkarya, berinovasi, mencari terobosan sekaligus mendedikasikan diri secara penuh untuk bangsa. ”Kepada para atlet, teruslah berlatih dan bertanding. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang bisa menjadi rujukan dari negara manapun dalam hal prestasi olahraga Tanah Air," ucapnya.

Dia juga berpesan kepada para pemuda Indonesia untuk tidak berputus asa. “Jangan pernah patah arang dan jangan pernah berkecil hati dalam menghadapi suasana apa pun karena sesungguhnya kehidupan itu sudah diatur oleh Allah SWT. Dalam keadaan apa pun kita harus optimistis dan melaksanakan semua yang ada di hadapan kita dengan tulus dan ikhlas.”

Seusai Imam memberi sambutan, seluruh pegawai Kemenpora yang mendengar langsung berdiri. Kemudian Menpora bersama seluruh pegawai Kemenpora bersalaman dan berfoto bersama. Adapun Sekretaris Menpora Gatot S Dewabroto mengatakan dirinya akan memantau seluruh kegiatan Kemenpora ke depan. "Saya sebagai kepala kantor tetap running kantor ini seperti biasa," katanya.

Jokowi Cari Pengganti

Presiden Jokowi juga mengaku sudah bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi pagi kemarin. Dalam pertemuan tersebut Imam telah menyerahkan surat pengunduran dirinya. Presiden mengaku masih mempertimbangkan apakah akan menunjuk menteri baru atau hanya pelaksana tugas (plt) mengingat masa jabatan menteri Kabinet Kerja tinggal satu bulan lagi.

“Tentu saja akan segera kita pertimbangkan apakah segera diganti dengan yang baru atau memakai plt,” ungkapnya. Ditanyakan apakah ada kemungkinan menunjuk menteri baru dari PKB, Jokowi mengatakan belum memutuskan. “Belum, baru sejam lalu kasih surat pengunduran dirinya. Kita pertimbangkan dalam sehari,” tuturnya. Terkait dengan penetapan tersangka terhadap Menpora, Jokowi menghormati keputusan KPK.

“Tadi pagi Pak Imam Nahrawi bertemu dengan saya dan saya menghormati apa yang sudah diputuskan KPK bahwa Pak Imam Nahrawi sudah menjadi tersangka karena urusan dana hibah dengan KONI,” ujarnya. Dia pun memperingatkan agar jajarannya hati-hati dalam menggunakan anggaran negara.“Karena semuanya diperiksa, kepatuhannya pada perundang-undanganan, oleh BPK. Kalau ada penyelewengan, itu urusannya bisa dengan aparat penegak hukum,” jelasnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5726 seconds (0.1#10.140)