Kementerian Agama Siapkan Langkah Perbaikan Haji Musim Depan

Senin, 16 September 2019 - 08:23 WIB
Kementerian Agama Siapkan Langkah Perbaikan Haji Musim Depan
Kementerian Agama Siapkan Langkah Perbaikan Haji Musim Depan
A A A
MADINAH - Kementerian Agama (Kemenag) langsung melakukan evaluasi usai layanan operasional haji Arab Saudi 2019 dinyatakan berakhir. Sejumlah langkah akan disiapkan untuk perbaikan layanan pada musim haji tahun depan.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Nizar Ali mengatakan, evaluasi dilakukan untuk menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Dari persoalan yang terjadi kemudian dicarikan solusinya untuk perbaikan pada musim haji tahun depan.

“Ada beberapa formula yang penting untuk dijadikan titik tolak perbaikan-perbaikan untuk tahun depan,” kata Nizar di Madinah, kemarin. Beberapa persoalan yang muncul dalam evaluasi, kata Nizar, terkait penempatan hotel, operasi Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), pola rekrutmen petugas, pola pengawasan katering, dan sloting time pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji.

Permasalahan ini dibahas bersama oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sebagai bahan masukan dan perbaikannya ke depannya. Menurut Nizar, inovasi layanan haji tahun ini yang mendapat respons positif adalah zonasi penempatan jamaah di Kota Mekkah.

Jamaah dikelompokkan dalam tujuh zona yang mewakili daerah embarkasi. Wilayah Jarwal ditempati jamaah Embarkasi Solo (SOC), wilayah Misfalah ditinggali jamaah Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS), wilayah Rey Bakhsy ditempati Embarkasi Banjarmasin (BDJ) dan Balikpapan (BPN), wilayah Mahbas Jin ditempati jamaah Embarkasi Surabaya (SUB), wilayah Aziziah tempat jamaah dari Embarkasi Lombok (LOP), dan wilayah Syisyah ditempati jamaah haji Embarkasi Aceh (BTJ), Medan (MES), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG).

“Zonasi akan dipertahankan karena tidak ada jamaah atau pun pihak luar yang menilai zonasi ini tidak baik. Di banyak kesempatan secara personal kepada saya atau kepada yang lain, mereka meminta sistem zonasi dipertahankan,” paparnya. Nizar menjelaskan bahwa sistem zonasi mempermudah pola komunikasi antarjamaah maupun jamaah dengan petugas, sehingga pengorganisasian jamaah haji jauh lebih mudah.

Selain itu, sistem ini juga memudahkan panitia menyediakan makanan sesuai selera jamaah haji, termasuk makanan khas. Hal lain yang dipersiapkan untuk musim haji tahun depan adalah terkait peningkatan kualitas ibadah jamaah haji seperti yang dicanangkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Untuk mewujudkannya, Kemenag dalam waktu dekat akan mengumumkan nominasi calon jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun depan.

Sehingga, sejak awal sudah bisa dipetakan bimbingan manasik di tingkat kecamatan yang merupakan hasil sinergi antara Kantor Urusan Agama (KUA) dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). “Selama ini (pelaksanaan manasik haji) KUA lain, KBIH lain. Dengan bersinergi, maka bisa memadukan jumlah materi dan pertemuan antarkeduanya,” tandasnya.

Manasik haji yang akan diterapkan nantinya berbasis rombongan dan regu. Dengan pola ini diharapkan jamaah haji bisa mandiri dan tidak tergantung kepada konsultan atau pembimbing ibadah. Menurut dia, pengayaan materi manasik akan lebih spesifik dan disesuaikan dengan kondisi jamaah haji dan situasi terkini di Tanah Suci.

Misalnya, bimbingan manasik untuk jamaah haji lanjut usia (lansia) akan berbeda dengan jamaah yang lebih muda. Selama ini materi bimbingan manasik hanya ada satu model, padahal perlakukan pada setiap kelompok jamaah semestinya berbeda-beda karena kemampuannya juga salah.

Pada bagian lain, layanan operasional haji 2019 dinyatakan berakhir setelah 529 kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia telah dipulangkan ke Tanah Air. Kloter 19 Embarkasi Banjarmasin (BDJ) dan kloter 15 Embarkasi Balikpapan (BPN) menjadi yang terakhir diterbangkan dari Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah, Minggu (15/9) dini hari.

Setelah seluruh kloter jamaah haji Indonesia dipulangkan, maka tahap selanjutnya adalah mengembalikan petugas haji ke asalnya masing-masing. Bagi mukimin kembali ke daerah tempat tinggalnya di Arab Saudi, bagi mahasiswa tenaga musiman pulang ke kampusnya masing-masing, dan bagi petugas haji Indonesia akan kembali ke Tanah Air.

“Pada tanggal 16 (September 2019) malam, petugas dari Daker Bandara dan Madinah akan meninggalkan Tanah Suci menuju Tanah Air,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah, PPIH 2019, Arsyad Hidayat. Arsyad menilai, petugas haji tahun ini cukup bagus dalam kinerjanya. Dia tidak melihat semangat yang turun meski memasuki akhir operasional haji.

Bahkan dari hari ke hari semakin bagus dalam bekerja sama melayani pemulangan jamaah haji ke embarkasinya masing-masing. “Ini terbukti sampai kloter terakhir, semuanya lancar. Saya melihat jamaah begitu senang, tersenyum. Ini pertanda, meski ini penilaian subjektif saya sendiri, jamaah puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas haji Indonesia,” katanya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8215 seconds (0.1#10.140)