Menumbuhkan Kepekaan Nurani Jadi Tantangan Pegiat Seni Wayang

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 07:32 WIB
Menumbuhkan Kepekaan Nurani Jadi Tantangan Pegiat Seni Wayang
Menumbuhkan Kepekaan Nurani Jadi Tantangan Pegiat Seni Wayang
A A A
JAKARTA - Kehadiran komunitas dan berbagai kantong budaya jangan dianggap remeh. Komunitas ini menjadi salah satu alat yang mampu menjadi penguat ketahanan dan kebudayaan bangsa ditengah gempuran budaya import

Komunitas kebudayaan juga menjadi urgen sebagai katalisator kebudayaan bangsa. “Sudah lama negeri kita dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya. Keragaman budaya dengan corak multikulturalnya sudah menjadi brand mengagumkan. Pada titik inilah sebuah komunitas budaya yang sekaligus sebagai salah satu pemangku kebudayan bisa mengambil peran,” ujar Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), Suparmin Sunjoyo, kepada wartawan di acara syukuran Hari Ulang Tahun Ke-44 SENA WANGI, di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jum’at (16/0/2019) malam.

Dalam siaran persnya, Suparmin menyebutkan komunitas yang dipimpinnya kini genap berusia 44 tahun. Momentum ulang tahun ini menurut Suparmin, dapat menjadi ingatan bagi para penggiat budaya untuk terus menampilkan entitasnya sebagai elemen humaniora yang mampu menumbuhkan kepekaan nurani.

Sebagai lembaga konservasi, preservasi, dan inovasi seni pewayangan, lanjut Suparmin, SENA WANGI telah melakukan berbagai langkah. “Oleh karena itu, karya kesenian setidaknya dapat menjadi mata rantai ikon peradaban bangsa yang santun, terhormat, dan bermartabat. Dalam skala mikro para pelaku seni dan budaya agaknya perlu sigap menangkap berbagai momen globalisasi,” ujarnya lagi.

Pada saat yang sama, Ketua Bidang Humas dan Kemitraan SENA WANGI, Eny Sulistyowati menjelaskan, pihaknya telah berupaya mendekatkan seni Wayang kepada generasi muda dengan cara yang lebih progresif. Termasuk ikut mencegah korupsi dan menanggulangi korban narkoba melalui berbagai proses kreatif seni Wayang, yang melibatkan anak-anak muda.

Periode lima tahun berjalan, terang Eny, pengurustelah melakukan berbagai kegiatan. Upaya tersebut diantaranya menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), melakukan sosialisasi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

“Sesuai tuntutan zaman, kesenian Wayang harus dikembangkan secara inklusif. Lebih terbuka terhadap nilai-nilai baru yang lebih mudah diterima masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis yang dibawanya. Masalah pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba misalnya, pesannya dapat disisipkan saat pertunjukan Wayang,” ujar Eny Sulistyowati.

Pengurus, lanjut Eny, terus berupaya bagaimana mengenalkan kesenian Wayang di kalangan anak muda atau ’kids zaman now’, baik dari segi konten maupun konteksnya. “Budaya adiluhung ini dapat dikenal, diturunkan, dan diwariskan kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujarnya.

Pencapaian lainnya, kata Eny, adalah pengakuan negara dan penetapan tanggal 7 November sebagai ‘Hari Wayang Nasional’ yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo.

“Pengakuan ini merupakan perjuangan panjang SENA WANGI. Dari mulai proses pengusulan (tahun 2001-2003), hingga penerimaan penghargaan UNESCO, Wayang Indonesia sebagai a asterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity di Paris tanggal 7 November 2013. Maka tanggal itulah yang kemudian kami usulkan sebagai Hari Wayang Nasional,” terang Eny.

Sementara itu menandai HUT Ke-44 SENA WANGI tahun ini, panitia pelaksana menggelar pertunjukan Wayang Kulit dengan lakon, ”Sri Sadana” bersama Dalang Ki H. Manteb Soedarsono. Pergelaran Wayang semalam suntuk diadakan di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jum’at (16/08/2019).

“Esensi makna yang tersirat dalam cerita ini sangat relevan dengan budidaya pangan dan kesuburan tanah Nusantara. Pentingnya perbaikan dan peningkatan perekonomian nasional melalui pangan. Pargelaran wayang ini sekaligus dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia,” ujar Yatto HS selaku ketua pelaksana.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4913 seconds (0.1#10.140)