Seratusan Ilmuwan Kumpul di Bogor Bahas Ekosistem Laut

Selasa, 13 Agustus 2019 - 17:24 WIB
Seratusan Ilmuwan Kumpul di Bogor Bahas Ekosistem Laut
Seratusan Ilmuwan Kumpul di Bogor Bahas Ekosistem Laut
A A A
BOGOR - Sebanyak 180 ilmuwan yang terdiri atas peneliti, pakar, mahasiswa dan praktisi dari 10 negara yang tergabung dalam The Society for Coastal Ecosystems Studies Asia Pacific (SCESAP) berkumpul di Bogor, Jawa Barat.

Mereka berkumpul selama lima hari, 12-16 Agustus dalam rangka mengikuti simposium internasional di Bogor.

Kegiatan yang dihelat di Auditorium Andi Hakim Nasution, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini merupakan pertemuan rutin setiap dua tahun sekali. Untuk yang ketiga kalinya ini, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.

"Pada tahun ini tema yang diangkat adalah Coastal Ecosystem and Biodiversity of Asia Pacifik: Achieving Sustainable Development Goal SDG 14 yang fokus mendiskusikan mengenai pesisir, di antaranya inovasi dan bioteknologi untuk mendukung target SDG 14, perubahan iklim dan resiliensi pesisir," kata Chairman of Local Organizing Commuter SCESAP International Simposium Prof Yusli Wirdiatno, Selasa (13/8/2019).

Peneliti perikanan dan ilmu kelautan IPB ini menjelaskan alasan Indonesia IPB ditunjuk menjadi tuan rumah sejak 2015 dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan simposium pada 2019.

"Salah satu tujuan dan alasan di Indonesia seperti kita ketahui karena sumber daya pesisir lautnya begitu melimpah, biodiversitasnya cukup tinggi tapi konsennya tak terlalu atau sehebat yang didaratan," katanya.

Dia berharap dengan berkumpulnya 180 partisipan dari Jepang, Myanmar, Filipina, Taiwan, Thailand, Singapura, India, Rusia dan Jerman ini, Indonesia dapat belajar dan saling tukar informasi.

"Dalam hal ini penelitian terkait ekosistem pesisir dan biodiversitas nya negara lain seperti apa dan Indonesia sudah sampai mana. Sehingga kedepannya sumber daya laut dapat menjadi kedigdayaan Indonesia," paparnya.

Yusli mengatakan, dalam simposium kali ini Indonesia harus bisa memanfaatkan nilai-nilai lebih dari sumber daya yang dimiliki. "Intinya kita harus terus eksplore nilai-nilai tambah sumber daya laut itu menjadi lebih tinggi bagi insan knowledge. Sebab terlalu banyak yang kita punya," katanya.

Mengenai inovasi tentang pesisir dan kelautan, hingga saat ini masih sebatas membahas ilmu pengetahuan. "Biasanya pertemuan semacam ini lebih kepada basic science dari riset mereka. Jadi dalam penggunaan alat canggih tidak disimpan. Karena ini kumpulan ilmuwan yang bergerak di bidang biological science," tuturnya.

Sementara itu, Rektor IPB University Arif Satria usai membuka simposium ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati laut internasional menyatakan point penting dalam pertemuan ini adalah pencapaian target SDG 14, salah satunya ada life below water.

"Life below water itu banyak, di antaranya pencemaran dan bagaimana pelestarian biodiversitas, daerah perlindungan laut, tentang penanggulangan ilegal fishing, itu saya kira isu-isu yang cukup kuat di SDG 14," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5567 seconds (0.1#10.140)