Hari Ini para Petugas Haji Mulai Bergerak ke Arafah

Kamis, 08 Agustus 2019 - 06:02 WIB
Hari Ini para Petugas Haji Mulai Bergerak ke Arafah
Hari Ini para Petugas Haji Mulai Bergerak ke Arafah
A A A
MEKKAH - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi hari ini mulai mengirimkan petugas haji ke Arafah untuk persiapan wukuf pada 10 Agustus mendatang. Pemberangkatan jamaah haji ke Arafah akan dilakukan Jumat (9/8) besok mulai pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Armuzna, Jaetul Muchlis mengatakan, petugas akan mulai bergerak ke Arafah pada Kamis (8/8) pukul 22.00 WAS. Mereka bertugas menyiapkan segala sesuatunya sebelum jamaah tiba keesokan harinya. "Petugas besok malam (hari ini) mulai berangkat ke Arafah karena Jumat pagi jamaah sudah mulai didorong ke sana (Arafah)," katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) di Mekkah, kemarin.

Tim yang pertama diberangkatkan ke Arafah adalah petugas dari daerah kerja (daker) bandara. Mereka akan dibantu oleh petugas adhoc yang diambil dari berbagai unsur. Untuk petugas daker Madinah akan bertugas di Mina, adapun daker Mekkah di Muzdalifah. Jaetul mengatakan, pihaknya juga menerjunkan 273 petugas Reaksi Cepat Siaga (Mobile Crisis Rescue/MCR) untuk menyisir lokasi-lokasi rawan di Mina.

Tim ini merupakan gabungan petugas dari berbagai unsur seperti Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH, 34 orang), Tim Gerak Cepat (TGC, 70 orang ditambah 22 orang dari tenaga musiman jadi total 92 orang TGC), petugas perlindungan jamaah (linjam, 84 orang), Tim Promosi Preventif (TPP, 29 orang) dan Media Center Haji (MCH, 34 orang).

Mereka akan ditempatkan di 11 pos stationer yang tersebar mulai Mina Al Wadi sampai Jamarat. Ada juga tambahan dua pos selepas Jamarat. "Para petugas itu nanti menyebar semuanya. Mereka akan berada di 2 atau 3 subpos dekat dengan pos stationer. Harapannya, betul-betul tidak ada jalur perjalanan jamaah, khususnya saat melempar jumrah di Mina, yang luput dari pantauan," kata Jaetul.

Petugas akan memperhatikan titik kritis di jalur melontar jumrah ini, baik waktu maupun lokasi. Terutama saat pelontaran di hari pertama pada siang hari, antara jam 10.00-16.00 Waktu Arab Saudi. Ini merupakan waktu puncak keramaian dan kepadatan jamaah yang hendak melontar baik di jalur atas dan jalur bawah. Begitu juga lokasi yang rawan akan terjadinya jamaah tumbang yaitu di pos empat yang lokasinya setelah Jumrah Aqabah.

Banyak jamaah yang mengalami kelelahan dan dehidrasi karena mereka harus berjalan kaki sekitar 6-14 kilometer tergantung lokasi maktabnya, padahal banyak jamaah haji Indonesia yang tergolong lansia dan risiko tinggi. Koordinasi melekat juga ada pada TGC dan TPP. Koordinator TGC Erwinsyah mengatakan, ada enam kelompok yang merupakan gabungan TGC dan TPP.

Enam kelompok ini akan mengisi enam pos satelit di Arafah. Setiap pos terdiri dari 10 orang dan akan bertanggung jawab pada 10 maktab. Tiap maktab akan terdiri dari 7-8 kloter yang akan tinggal di dalam tenda-tenda semi permanen yang tengah disiapkan Pemerintah Arab Saudi. “TPP dan TGC akan bersinergi di 6 pos satelit di Arafah memberikan edukasi dan deteksi dini, serta penanganan kegawatdaruratan,” kata Erick.

Di Mina, TGC dan TPP akan menempati lima pos. TPP akan banyak bergerak di jalur atas jamarat, sementara 70 personel TGC akan melingkupi lima pos jalur bawah dan lima pos jalur atas. Dua tim akan bertugas selama 24 jam. Untuk TPP, 29 personelnya akan dibagi menjadi 12 shift.

Setiap dua jam sekali akan bergantian mengelilingi jalur Jamarat mulai dari pos 1 sampai 5. Lokasi pos ini berada sejak terowongan pertama sampai jalur kembali jamaah ke tendanya. "Kita sudah survei semua lokasi supaya strategi terbaik akan dapat kita laksanakan apabila terjadi kegawatdaruratan," kata Erick.

Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari mengatakan, pihaknya akan mengirimkan petugas ke Mina pada 9 Agustus untuk memantau pergerakan jamaah haji yang melakukan tarwiyah. Jamaah tarwiyah bergerak ke Mina terlebih dahulu sebelum ke Arafah. "Kami memantau pergerakan mereka. Meski di luar program haji tarwiyah, mereka tetap di bawah pengawasan kita," katanya.

Jauhari mengaku belum mengetahui jumlah jamaah haji Indonesia yang akan melakukan tarwiyah karena yang melakukan pendataan adalah daker Mekkah. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Daker Mekkah Subhan Cholid mengaku belum tahu berapa jumlah jamaah haji yang terdeteksi akan melakukan tarwiyah sebab hingga kemarin belum ada yang mendaftar. "Belum (ada yang mendaftar)," kata Subhan melalui pesan singkatnya.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memimpin konsolidasi petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menjelang puncak haji di Kota Mekkah, Selasa (6/8/2019) malam. Menag mengingatkan kepada petugas untuk betul-betul melayani tamu-tamu Allah.

Konsolidasi dilakukan karena saat ini seluruh petugas sampai di Kota Mekkah menyusul penutupan kedatangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Selain bersilaturahmi, kegiatan ini juga untuk memperteguh komitmen petugas dalam menghadapi wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah setelahnya. Dalam kesempatan itu, Menag menyampaikan formula 5-5-3 dalam menghadapi puncak haji.

Formula itu terdiri atas lima hal yang harus menjadi perhatian petugas ketika prawukuf, saat wukuf, dan pascawukuf. Lima hal yang perlu diperhatikan saat fase prawukuf adalah mencermati pergerakan jamaah setelah penghentian distribusi katering dan bus salawat, memantau kondisi jamaah, menyosialisasikan secara masif aktivitas yang akan dilakukan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), serta memberikan bimbingan manasik haji.

Lalu, lima hal saat wukuf yang perlu dilakukan adalah melakukan penyisiran ke seluruh hotel jamaah haji untuk memastikan tidak ada yang tertinggal saat pergerakan ke Arafah pada 8 Zulhijah. Kemudian memastikan seluruh jamaah telah berada di Arafah pada 9 Zulhijah, mencermati pergerakan jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah karena bus pelayanan hanya 21 unit, mencermati pergerakan dari Mudzalifah ke Mina karena bus beroperasi hanya 5 unit, dan mencermati pergerakan jamaah dari Mina kembali ke hotel.

Sedangkan tiga hal yang perlu diperhatikan petugas pascawukuf adalah mereka harus kembali ke daerah kerja (daker) masing-masing, memastikan kepulangan kloter-kloter awal ke Tanah Air, dan memastikan pergerakan jamaah haji gelombang 2 dari Mekkah ke Madinah. "Saya pikir, itu formula untuk memudahkan kita, khususnya para petugas untuk betul-betul fokus pada tonggak-tonggak kegiatan yang harus memerlukan perhatian penuh dari kita," kata Menag seusai acara.

Amirul Hajj ini mengatakan, ibadahnya petugas sesungguhnya adalah menunaikan kewajibannya, yakni melayani sebaik-baiknya jamaah haji. Petugas haji tidak hanya mendapatkan kepercayaan, tapi sesungguhnya memperoleh kehormatan dan kemuliaan dari Allah. "Kita dipilih, kita mendapatkan takdir untuk melayani tamu-tamu Allah di rumah-Nya, di tanah suci-Nya. Jadi dengan pemahaman seperti itu, mudah-mudahan kita termotivasi untuk seikhlas mungkin untuk melayani tamu-tamu Allah," katanya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5342 seconds (0.1#10.140)