Hadapi Era 4.0, Peran Instruktur Balai Latihan Kerja Diperkuat

Senin, 08 Juli 2019 - 20:04 WIB
Hadapi Era 4.0, Peran Instruktur Balai Latihan Kerja Diperkuat
Hadapi Era 4.0, Peran Instruktur Balai Latihan Kerja Diperkuat
A A A
SAMARINDA - Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terus memperkuat instruktur balai latihan kerja (BLK). Kompetensi instruktur diperlukan agar mereka bisa menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

Staf Ahli Menaker Bidang Ekonomi dan SDM, Aris Wahyudi mengatakan, peranan instruktur di BLK harus diperkuat karena memiliki korelasi dengan pembangunan SDM.

Aris mengatakan salah satu metode efektif dalam pembinaan percepatan peningkatan kompetensi instruktur di Indonesia, yakni melakukan kompetisi antar instruktur yang terstruktur dan sistematis.

"Kompetisi antar instruktur merupakan ajang untuk mengukur, meningkatkan dan pemerataan peningkatan kompetensi yang terintegrasi, " katanya dalam acara pembukaan Kompetisi Ketrampilan Instruktur Nasional (KKIN) VII Regional Kalimantan Timur, di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (8/7/2019).

Dalam keterangan pers Biro Humas Kemenaker, Aris menambahkan instruktur juga merupakan aktor utama dalam pelatihan kerja yang berfungsi sebagai fasilitator dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan perilaku (etos kerja) dari tenaga kerja.

Dia menilai peran instruktur sangat strategis sebagai ujung tombak dalam menghasilkan SDM yang kompeten.

Aris mengungkapkan, secara nasional jumlah BLK pemerintah, baik unit pelaksanaan teknis pusat (UPTP) maupun unit daerah (UPTD) saat ini berjumlah 305 BLK dan sebanyak 37 BLK atau 12,13 % berada di Pulau Kalimantan.

Sedangkan lembaga pelatihan kerja (LPK) Swasta sebanyak 5.045 LPK, dan 345 LPK atau 6,84 % berada di Pulau Kalimantan. Secara nasional jumlah instruktur pemerintah saat ini berjumlah 3.013 orang, dan 282 orang atau 9,36 persen berada di Pulau Kalimantan. Sedangkan Instruktur Swasta sebanyak 16.379 orang, dan 1.224 orang atau 7,47 persen berada di Pulau Kalimantan.

Dengan jumlah sumber daya yang ada maka perlu dijaga kualitasnya melalui kompetisi ketrampilan instruktur. "Kompetisi instruktur ini menjadi salah satu media dalam menjaga kualitas instruktur yang ada dan dapat menjadi indikator kemampuan instruktur pada tingkat regional maupun pada tingkat nasional," tuturnya.

Kadisnaker Provinsi Kaltim, Abu Helmi mengatakan, adanya kompetisi keterampilan instruktur ini mempertegas peran instruktur yang strategis dalam rangka menciptakan calon tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing.

Dia berharap melalui ajang kompetisi ini akan menghasilkan para instruktur yang kompeten dan profesional sehingga akan terwujud calon tenaga kerja kompeten dan memiliki daya saing untuk memasuki pasar kerja, sehingga akan menurunkan tingkat pengangguran di Kaltim.

KKIN VII Kaltim diikuti oleh 90 orang instruktur yakni Kalsel sebanyak 32 orang instruktur; Kaltim (27), Kalteng (21) dan Kaltara (10). Ada sembilan bidang yang dikompetisikan dan masing-masing diikuti 10 orang. Kesembilan bidang itu, yakni pengelasan (welding), otomotif kendaraan ringan (automotive technology), instalasi listrik (electrical installation), tata busana (fashion technology), pendingin dan tata udara (refrigeration and AC), elektronika, disain grafis (graphic design technology), perencanaan rekayasa mekanik CAD (mechanical engineering design CAD) dan solusi perangkat lunak teknologi informasi untuk bisnis (IT software solution for business).neneng zubaidah
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4991 seconds (0.1#10.140)