Kampus Harus Aktif Tangkal Benih Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Senin, 01 Juli 2019 - 22:03 WIB
Kampus Harus Aktif Tangkal Benih Radikalisme di Kalangan Mahasiswa
Kampus Harus Aktif Tangkal Benih Radikalisme di Kalangan Mahasiswa
A A A
JAKARTA - Belum lama ini Setara Institute meneliti tipe-tipe cara mahasiswa beragama. Ada 10 kampus negeri yang diteliti. Salah satu temuan penelitian tersebut yakni 10 perguruan tinggi terpapar fundamentalisme agama.

Direktur Eksekutif Re-Ide Indonesia Agus Surono berpendapat, temuan tersebut jelas cukup berarti sebagai panduan untuk membaca peta dan kecenderungan model keberagaaman kaum terpelajar (mahasiswa) saat ini dan Indonesia masa depan.

“Dalam tataran praktis, temuan riset tersebut menjadi modal berharga bagi para stakeholder pendidikan, khususnya kementerian terkait untuk membuat kebijakan yang mendorong pada model pemahaman Islam yang moderat,” kata Agus di Jakarta, Senin (1/7/2019).

Menurut Agus, respons yang cepat dan tepat paling tidak akan melokalisir potensi pemahaman fundamentalisme agama untuk bertransformasi pada pemahaman, sikap dan praktik yang menjurus pada radikalisme agama. Di sisi lain, institusi kampus seyogyanya memberikan perhatian yang lebih atas hasil temuan tersebut.

“Kampus secara moral memiliki kewajiban untuk menutup celah fundamentalisme yang mengarah pada tindakan-tindakan intoleransi yang bersemai di kampus,” ujarnya.

Agus menambahkan, kampus dituntut menjaga marwahnya sebagai lembaga akademis, kritis dan membuka ruang-ruang diskursus yang mengutamakan dialog dan bukan monolog. Ia juga menyoroti peran organisasi-organisasi mahasiswa yang berpayungkan pada nilai-nilai agama yang moderat seperti, HMI, PMII dan IMM untuk melakukan revitalisasi atas peran, proses dan praktik-praktik pengkaderannya.

Inisiasi dan aktivasi kelompok diskusi organisasi mahasiswa Islam moderat akan membantu pencerahan pada pemahamaman yang inklusif dan menepis fundamentalisme. “Menurunnya kualitas dan kuantitas organisasi mahasiswa Islam yang moderat di beberapa lembaga tinggi tersebut sedikit banyak menyumbang berkembang dan menguatnya fundamentalisme di kalangan mahasiswa,” terangnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8668 seconds (0.1#10.140)