Kader Fatayat Diingatkan Pentingnya Pendidikan

Selasa, 25 Juni 2019 - 20:41 WIB
Kader Fatayat Diingatkan Pentingnya Pendidikan
Kader Fatayat Diingatkan Pentingnya Pendidikan
A A A
JAKARTA - Kader perempuan Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh kalah dengan laki-laki untuk bisa berperan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian mereka harus berpendidikan dan berpengetahuan luas.

Dengan bekal itu pulalah, kader Fatayat NU tidak mudah terprovokasi hoaks, apalagi turut menyebarkannya. “Kader NU harus berkiprah aktif di masyarakat, harus berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj kepada jajaran Fatayat NU dalam Halal Bihalal dan Silaturahmi Nasional yang digelar PP Fatayat NU di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Acara yang dibuka dengan salat Dhuhur berjamaah tidak hanya dihadiri kader Fatayat NU wilayah Jabodetabek dan organisasi perempuan Islam di antaranya Nasyiatul Aisyiah, Aisyiah, Ahlul Bait, dan Ahmadiyah. Sejumlah organisasi perempuan lintas agama juga turut hadir.

Tidak hanya dari unsur perempuan, halal bihalal tersebut juga dihadiri perwakilan duta besar dari beberapa negara yakni Amerika, Australia, Inggris, Iran, Jepang, Saudi Arabia, dan Taiwan, beberapa kementerian, dan mitra kerja Fatayat NU lainnya. Said Aqil mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh PP Fatayat NU untuk merajut kembali tali silaturahmi antar anak Bangsa yan tentu akan memberika kontribusi positif untuk pembangunan bangsa.

Dalam momen tersebut, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengajak seluruh elemen perempuan untuk mempererat persatuan dan move on dari segala bentuk perselisihan. Ia mengajak seluruh kader Fatayat NU dan juga perempuan Indonesia untuk melupakan segala perbedaan politik yang terjadi saat Pilpres 219.

Ia mengajak seluruh elemen bersama-sama kembali fokus membangun bangsa melalui isu-isu perempuan dan anak. "Perempuan sangat rentan menjadi korban konflik, tetapi perempuan juga yang selalu terdepan menginisiasi penyelesaian konflik," kata Anggia.

Anggia menuturkan, momen halal bihalal bagi Fatayat NU tidak hanya sekadar momen saling memaafkan dan mengakhiri segala bentuk perselisihan perbedaan. Lebih dari itu, halal bihalal adalah momen untuk berkumpul, berkolaborasi, dan bekerja sama antar stakeholders dalam meningkatkan peran membangun bangsa.

Penceramah kondang Gus Muwafik yang mengisi tausiyah dalam kesempatan itu bukan hanya menjelaskan makna tradisi halal bihalal dalam khasanah Islam Nusantara. Ia memaparkan bagaimana peran perempuan dalam membangun bangsa yang juga dianjurkan oleh agama.

“Perempuan adalah tiang negara. Mereka yang akan melahirkan penerus bangsa. Oleh karenanya mereka diharapkan agar mampu melahirkan dan mendidik generasi bangsa dengan baik. Maka perlakukan mereka dengan sangat baik,” ujarnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4964 seconds (0.1#10.140)