Kerja Sama Kehutanan Indonesia-Korsel Akan Libatkan Kaum Milenial

Rabu, 19 Juni 2019 - 14:48 WIB
Kerja Sama Kehutanan Indonesia-Korsel Akan Libatkan Kaum Milenial
Kerja Sama Kehutanan Indonesia-Korsel Akan Libatkan Kaum Milenial
A A A
JAKARTA - Kerja sama bidang kehutanan dan lingkungan hidup antara Indonesia dengan Korea Selatan sudah saatnya melibatkan kaum milenial. Ketenaran K-Pop bisa dimanfaatkan untuk menarik minat generasi muda menjaga hutan dan lingkungan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan, saat ini sejumlah tokoh musik aktif berkampanye tentang kelestarian hutan. Misalnya kelompok Hutan Itu Indonesia, Opie Andaresta, Glenn Fredly, Nicolas Saputra, Nugie, Melanie Subono, dan banyak lainnya.

"Maka kami mengusulkan agenda gaya milenial ajak anak muda concern hutan. Agendanya nanti tentu bisa macam-macam, seperti Festival Milenial untuk Hutan, adanya pertukaran generasi muda Korea dan Indonesia terutama terkait dengan aspek pendidikan, budaya dan ilmu pengetahuan untuk menyiapkan pemimpin kehutanan dan lingkungan hidup masa depan dengan menggunakan jalur kultural. Antara lain mempertimbangkan kegandrungan generasi muda Indonesia dan Korea pada K-Pop," kata Menteri Siti dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Kehutanan Korea (Korea Forest Service/KFS), Kim Jae-Hyun di sela-sela acara Asia Pacific Forestry Week (APFW) 2019 di Incheon, Korea Selatan, Rabu (19/6/2019).

Untuk kerja sama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan, lanjut Menteri Siti, Indonesia juga mengusulkan adanya kerja sama yang lebih erat antara universitas di Indonesia dan Republik Korea. Disepakati bahwa akan ada tindak lanjut kerja sama antara universitas di Republik Korea dengan universitas-universitas yang bergerak di bidang kehutanan di Indonesia, antara lain Universitas Jambi dan Universitas Lancang Kuning.

APFW Sangat Penting
Pada bagian lain, Menteri Siti menjelaskan bahwa delegasi Indonesia yang datang ke APFW terdiri dari perwakilan pemerintah, parlemen, swasta, lembaga swasya masyarakat dan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menganggap acara ini sangat penting bagi pengembangan kehutanan Indonesia dan Asia Pasifik. Acara ini juga dapat dijadikan ajang konsolidasi bagi para pemangku kehutanan Indonesia sekaligus meningkatkan jejaring internasional, terutama dengan Republik Korea.

Menteri LHK mengapresiasi kerja sama erat antara Korea Selatan dan Indonesia seperti kerja sama antar taman nasional, pengembangan wood pellet, pengelolaan gambut, dan inisiatif kerja sama baru di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Terkait dengan kerja sama pengembangan wood pellet, proyek tersebut sudah berakhir pada 2017 silam dan semua barang milik negara telah diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Menteri Kehutanan Korsel Kim Jae-Hyun menyambut baik usulan Menteri Siti dan akan segera menindaklanjutinya dengan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta. Diharapkan nantinya kerja sama untuk kaum milenial ini akan melibatkan figur publik Indonesia yang selama ini sudah banyak bergelut dengan isu kehutanan dan lingkungan. Sedangkan pihak Korea Selatan akan mendekati bintang-bintang K-Pop.

Menurutnya, Korsel akan terus mendorong kerja sama bidang kehutanan yang telah lama terjalin dengan Indonesia. Pemerintah Republik Korea juga mengapresiasi langkah-langkah Indonesia dalam mengelola hutan dan kehutanan, terutama sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, kata Kim, Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Republik Korea juga melakukan pertamuan bilateral baru-baru ini. Dari pertemuan itu perlu segera ditindaklanjuti dengan proyek pengembangan produk biomasa hutan yang selama ini telah dirintis. Indonesia mendukung proyek kerja sama dalam pemanfaatan biomasa ini karena ini akan mendorong berkembangnya hutan tanaman, baik berupa hutan rakyat atau pun hutan tanaman rakyat.

Selain itu, juga dibahas mengenai peningkatan kerja sama perdagangan produk-produk kehutanan dan peningkatan investasi Republik Korea di Indonesia. Kemudian peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang dapat dilakukan dalam kerangka kerja sama multilateral dengan FAO.Peningkatan kerja sama business to business serta kerja sama multilateral dalam kerangka Asian Forest Cooperation Organization (AFOCO) juga dibahas pada pertemuan bilateral tersebut.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4986 seconds (0.1#10.140)