Jika Tak Ungkap, Pemilu Akan Selalu Dibayangi Misteri Kematian KPPS

Senin, 13 Mei 2019 - 12:39 WIB
Jika Tak Ungkap, Pemilu Akan Selalu Dibayangi Misteri Kematian KPPS
Jika Tak Ungkap, Pemilu Akan Selalu Dibayangi Misteri Kematian KPPS
A A A
JAKARTA - Desakan berbagai elemen masyarakat meminta pembentukan tim pencari fakta (TPF) untuk mengungkap penyebab meninggalnya lebih dari 500 petugas pemilu semakin menguat.

Setelah berbagai komunitas dokter mendesak agar dilakukan autopsi jasad para petugas pemilu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga akan menyelidiki fakta-fakta penyebab ratusan petugas pemilu yang meninggal.

Pengungkapan banyaknya petugas pemilu yang meninggal dinilai sangat penting agar bangsa ini ke depan mampu menggelar pemilu yang lebih bermartabat.

Wakil Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris mengungkapkan, negara tidak mempunyai pilihan lain selain membentuk TPF untuk mengungkap penyebab banyaknya petugas pemilu yang meninggal.

Selain agar isu ini tidak simpang siur, kata Fahira, pengusutan penyebab meninggalnya petugas pemilu harus dilandasi rasa kemanusian. Hasilnya harus menjadi referensi pembuat kebijakan agar menjadikan analisis beban kerja petugas pemilu sebagai referensi utama dalam menyusun aturan dan manajemen pemilu ke depan.

“Peristiwa ini kan musibah besar bagi bangsa ini, jadi jangan diseret ke ranah politik. Mari kita bicarakan peristiwa ini dalam bingkai kemanusiaan dan sebagai iktikad baik agar peristiwa serupa tidak terulang lagi pada pemilu-pemilu selanjutnya. Bagaimana kita mau menjamin (berjalan baik-red) Pemilu pada 2024 musibah seperti tidak terjadi, kalau kita tidak membongkar apa sebenarnya yang menyebabkan 500 orang lebih petugas pemilu meninggal. Saya minta pemerintah lebih responsif,” tutur Fahira Idris dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (13/5/2019).

Menurut Fahira, jika peristiwa meninggalnya lebih dari 500 petugas pemilu diendapkan saja tanpa diungkap sebabnya secara ilmiah, justru akan melahirkan banyak dampak buruk bagi bangsa ini.

Selain akan terus menjadi isu liar, penyelenggaraan pemilu ke depan dipastikan akan terus dibayangi peristiwa memilukan ini.

“Jangan sampai Pemilu 2024, orang pada enggan menjadi KPPS atau petugas pemilu karena takut. Kalau ini terjadi, bisa kacau masa depan demokrasi kita. Jangan juga niat untuk mengungkap musibah ini dipandang secara politis apalagi dianggap sebagai upaya mendelegitimasi hasil pemilu," tuturnya.

Fahira menilai pengungkapan meninggalnya petugas pemilu untuk kepentingan bangsa yang lebih besar lagi.

"Menyelamatkan demokrasi kita lewat gelaran pemilu yang lebih baik dan bermartabat,” tutur Senator dari Jakarta ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2455 seconds (0.1#10.140)