Gelar Musyarawah, MCM Ajak Semua Ulama untuk Menjadi Teladan

Minggu, 05 Mei 2019 - 16:04 WIB
Gelar Musyarawah, MCM Ajak Semua Ulama untuk Menjadi Teladan
Gelar Musyarawah, MCM Ajak Semua Ulama untuk Menjadi Teladan
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Masyarakat Cinta Masjid Indonesia (PB MCM) menyelenggarakan musyawarah bersama para alim ulama bertemakan Cinta Damai Indonesia di Hotel Sari Pasific, Jakarta Pusat.

Dalam acara tersebut, mereka menolak hasil ijtima ulama III. Ketua Umum MCM Indonesia, Wishnu Dewanto mengatakan, hasil tersebut dinilai terindikasi syarat dengan kepentingan politik yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

"Menolak upaya politisasi dan penyalahgunaan dari arti ijtima ulama untuk kepentingan politik praktis yang dapat memecah belah ukhuwah islamiah dan persatuan bangsa serta membangun upaya-upaya yang inkonstitusional terhadap Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945," kata Wishnu Dewanto dalam jumpa pers di Hotel Sari Pasific, Minggu (5/5/2019).

MCM Indonesia juga mengajak para ulama yang tergabung dalam ijtima ulama III menjadi suri tauladan, bukan menggunakan dalil-dalil agama untuk menyesatkan akal umat.

"Mengajak para alim ulama yang tidak arif bijaksana dan yang tidak menggunakan Quran dan Sunnah sebagai sumber cara berfikir dan berbicara serta tidak menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan utama, untuk kembali ke jalan yang benar dan bersama-sama untuk membangun Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Sodri, salah satu ulama menambahkan, jika sepakat dengan hasil Musyawarah Alim Ulama dengan tema Cinta Damai Indonesia.

"Pertama, menolak upaya politisasi dan penyalahgunaan dari arti ijtima ulama untuk kepentingan politik praktis yang dapat memecah belah ukhuwah islamiyah dan persatuan bangsa serta membangun upaya-upaya yang inkonstitusional terhadap ideologi pancasila dan undang-undang dasar 1945," katanya.

Kedua sambung dia, mengajak para alim ulama yang tidak arif bijaksana dan yang tidak menggunakan quran serta sunnah sebagai sumber cara berpikir dan berbicara serta tidak menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan utama untuk kembali ke jalan yang benar dan bersama-sama untuk membangun Indonesia.

"Ketiga, menjadikan bulan ramadhan yang mulia dan penuh berkah ini sebagai momentum guna memperkuat tali silaturrahim dan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah antara ulama dan umaro serta warga bangsa demi persatuan dan kesatuan NKRI berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945," tutupnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5968 seconds (0.1#10.140)