Sultan HB X Minta Tidak Ada Agitasi yang Memecah Belah Bangsa Pascapemilu

Jum'at, 19 April 2019 - 20:37 WIB
Sultan HB X Minta Tidak Ada Agitasi yang Memecah Belah Bangsa Pascapemilu
Sultan HB X Minta Tidak Ada Agitasi yang Memecah Belah Bangsa Pascapemilu
A A A
YOGYAKARTA - Situasi nasional pascapemilu yang masih menimbulkan keresahan dengan klaim kemenangan dua kubu pasangan capres cawapres mendapatkan respon dari Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Secara khusus, Hamengku Buwono X ini menggelar konferensi pers untuk mengajak semua pihak tidak membuat gerakan yang memperuncing masalah yang ujungnya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Tidak perlu ada agitasi - agitasi yang memperuncing keadaan dan bisa memecah belah anak bangsa dalam menentukan pemimpin," katanya di Keraton Kilen, Jumat (19/4/2019) petang.

Menurutnya, demokrasi telah menjadi pilihan bangsa Indonesia. Kesadaran nasional menjadi sesuatu yang penting. "Aspek-aspek terkait demokratisasi tidak boleh menghancurkan arti dan makna kesepakatan kita sebagai anak bangsa. Demokrasi adalah alat untuk berjuang menatap masa depan bukan tujuan. Tujuan kita membangun bangsa dari berbeda beda menyatakan diri menjadi satu, " katanya.

HB X melanjutkan, Pemilu yang telah digelar demi kehidupan berbangsa dan bernegara lima tahun mendatang lebih baik. Kemudian KPU dan Bawaslu dalam melaksanakan kegiatan Pilpres dan Pileg bisa melaksanakan tugas dengan jujur dan adil.

"Sebagai anak bangsa yang sadar kewajiban dan hak, kita harus menjaga kerukunan antar anak bangsa yang sejak awal republik ini didirikan, menyatakan berbeda beda tapi satu. Kesepakatan kesepakatan itu yang harus dipegang teguh," tegas Gubernur DIY ini.

Dalam kesempatan tersebut, Hamengku Buwono berpendapat bahwa pemilu dilaksanakan tahun dalam rangka mengembangkan demokratisasi sebagai pilihan bangsa yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat.

"Saya berharap dan mengimbau, dan marilah kita tunggu hasil rekapitulasi dari KPU sebagai lembaga yang sah untuk menentukan hasil dari pemilu, Kita harus menghormati dan kita menunggu KPU, Mari kembali dalam kebersamaan, kembali dalam kedamanaian, dan kembali dalam tangggun jawab bersama sesama anak bangsa yang menghargai hukum maupun UU, " beber dia.

Aksi saling merayakan kemenangan yang dilakukan, kata Sultan, tidak perlu dilakukan di Yogyakarta. Modal sosial masyarakat Yogyakarta adalah kebersamaan dan saling percaya.

" Dengan Pemilu kemarin kita sebagai warga masyarakat yang selama ini mengutamakan rasa nyaman dan damai semoga apa yang terjadi di Jakarta tidak perlu dilakukan di Yogyakarta, bagaimana kebersamaan kita saja, jangan berbicara kelakuan merasa paling benar sehingga memgoyak kebersamaan dan modal sosial masyarakat," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7926 seconds (0.1#10.140)