Parlemen se-ASEAN Berharap Bisa Terus Perkuat Perannya

Sabtu, 06 April 2019 - 06:11 WIB
Parlemen se-ASEAN Berharap Bisa Terus Perkuat Perannya
Parlemen se-ASEAN Berharap Bisa Terus Perkuat Perannya
A A A
JAKARTA - Organisasi antar parlemen di negara-negara Asia Tenggara atau juga disebut ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) terus berusaha memperkuat perannya di negara-negara ASEAN.

Sekretaris Jenderal AIPA, Isra Sunthornvut menyatakan, meski komunitas negara ASEAN telah jauh lebih terintegrasi, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi guna terwujudnya komunitas ASEAN yang sesungguhnya.

Tingkat antusiasme masyarakat ASEAN terhadap komunitas ini terbilang cukup rendah, ditambah masih ada jarak yang lebar antara ASEAN sebagai sebuah organisasi dengan masyarakatnya.

"AIPA hadir guna menghubungkan keduanya, atau setidaknya untuk meminimalisir jarak yang ada sehingga kita bisa menjadi satu komunitas ASEAN yang seutuhnya," ucapnya di Sekretariat AIPA Jakarta, kemarin.

Menurutnya, selama ini organisasi parlemen ASEAN belum pernah secara konkret membahas berbagai isu yang ada di ASEAN. Pendalaman terhadap isu isu terkini mulai dilakukan.

"Tidak mudah memilih isu yang akan diangkat untuk didiskusikan di AIPA karena setiap negara memiliki sikap dan aturan hukumnya sendiri. Kami memilih yang sekiranya memang tidak bisa dipungkiri jadi perhatian semua pihak," ungkapnya.

Salah satu isu yang menjadi concern AIPA saat ini terkait eksploitasi seksual anak dalam perjalanan dan pariwisata. AIPA telah melakukan kajian bersama untuk menilai imbas dari pertumbuhan pariwisata Asia Tenggara yang sangat pesat.

Kajian ini menyatakan pesatnya perkembangan pariwisata berdampak negatif terhadap anak-anak. Situasi ini menyedot perhatian kesepuluh negara anggota ASEAN.

"Industri travel dan tourism di ASEAN mengalami pertumbuhan yang luar biasa pesat. Seiring dengan pertumbuhan ini, ada potret kehidupan nyata yang tidak bisa kita abaikan, yaitu eksploitasi anak-anak ASEAN yang kita cintai," jelasnya.

Perwakilan parlemen di negara Asean tengah terus membedah melakukan studi juga menghadirkan solusi dari para ahli, satkeholder juga perwakilan pemerintah agar mau mempertimbangkan standar aturan mengenai eksploitasi anak tersebut.

"Kita ingin ada standar tertentu yang disepakati di negara-negara ASEAN dalam hal hukuman bagi pelaku kejahatan tersebut. Karena saat ini masih cenderung sangat berbeda lama dan besar hukumannya tiap negara," tegasnya.

Topik Eksploitasi Seksual juga menjadi pilot project AIPA bekerjasama inisiatif spesifik dengan ECPAT dan UNICEF. Pihaknya berkomitmen untuk dapat mengembangkan kerangka hukum yang kuat dan komprehensif guna memberikan ganjaran yang semestinya bagi travelling sex offenders, yang melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain.

"Sejauh ini, inisiatif ini berhasil menyelenggarakan workshop lintas sektor dan internasional. Selain itu, bersama dengan influencer Indonesia, AIPA meluncurkan video yang akan digunakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk meningkatkan kesadaran tentang isu ini," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6029 seconds (0.1#10.140)