Kubu Prabowo-Sandi Beberkan Kelemahan Pertahanan RI

Senin, 01 April 2019 - 12:33 WIB
Kubu Prabowo-Sandi Beberkan Kelemahan Pertahanan RI
Kubu Prabowo-Sandi Beberkan Kelemahan Pertahanan RI
A A A
JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membeberkan sistem pertahanan Indonesia yang lemah. Maka itu, BPN menyayangkan sikap sejumlah pihak yang meragukan pernyataan Prabowo Subianto terkait lemahnya pertahanan militer Indonesia dalam menghadapi ancaman pihak luar.

BPN menganggap apalagi sangat tidak tepat jika pihak yang meragukan pernyataan Prabowo tersebut mengacu pada data Global Firepower (GFP) Index 2018, di mana Indonesia berada di peringkat 15 dari 137 negara di dunia. "Apalagi GFP index ini merupakan data analysis menggunakan 55 indikator yang tidak hanya terkait dengan kekuatan persenjataan," ujar Salah satu Dewan Pakar BPN, Rizal Darma Putra, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/4/2019).

Dia mengatakan, data GFP index itu memberikan gambaran potensi kekuatan suatu negara yang memperhitungkan faktor sumber daya alam dan manusia, keuangan (PDB), dan kondisi geografi. Sementara, lanjut dia, kepemimpinan politik atau angkatan perang tidak masuk dalam analisis.

Dia melanjutkan, jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama dari perhitungan index tersebut dengan asumsi bahwa penduduk tersebut dapat dikerahkan dalam situasi perang. Untuk hal tersebut, Indonesia berada pada peringkat 4 di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat (AS) secara berurutan.

"Dalam telaah BPN terhadap data serta indikator GFP, kami membandingkan kekuatan Indonesia dengan negara-negara di kawasan ASEAN," kata Pakar Intelijen ini.

Dia menambahkan, Indonesia memiliki personel militer aktif yang siap perang sejumlah 400.000 atau hanya 0,37 persen dari total angkatan kerja yang dapat berperang. "Angka tersebut berada di bawah Vietnam dan Myanmar, yang masing-masing sebesar 482.000 (1,15%) dan 406.000 (1,86%). Indonesia berada sedikit di atas Thailand, yang memiliki personel militer aktif sebanyak 360.000, namun dari segi rasio, Thailand lebih baik, yaitu 1,31 persen," katanya.

Sementara itu, dia mengatakan, kekuatan udara secara umum Indonesia berada di atas rata-rata negara ASEAN, kecuali Thailand. Namun, Indonesia hanya kuat di jumlah pesawat pengangkut dan pesawat latih.

Kekuatan pesawat tempur Indonesia yang hanya berjumlah 41 berada di bawah, secara berurutan, Vietnam dengan jumlah 108, Singapura 100, Thailand 75, dan Myanmar 59 pesawat. "Indonesia berada sedikit di atas Malaysia yang hanya memiliki 39 pesawat tempur. Sementara, kekuatan pesawat pembom Indonesia pun berada di bawah Vietnam, Singapura, Thailand, dan Myanmar. Indonesia hanya memiliki 65 pesawat pembom, Vietnam memiliki 108, Singapura 100, Thailand 93, dan Myanmar 80," ungkapnya.

Maka itu, kata dia, Indonesia sudah seharusnya memiliki kekuatan laut yang handal. Namun menurut data GFP, Indonesia yang memiliki jalur laut sepanjang 21.579 kilometer hanya memiliki 8 frigate (kapal perang), 24 corvettes, 5 kapal selam, 139 kapal patroli, dan 11 ranjau laut.

Sementara Vietnam dengan jalur laut sepanjang 17.702 km memiliki 9 frigate, 14 corvettes, 6 kapal selam, 26 kapal patroli, dan 8 ranjau laut. Dia menambahkan, kekuatan Alutsista darat Indonesia pun di bawah beberapa negara ASEAN lainnya.

"Kekuatan tank tempur, Indonesia yang memiliki 315 tank, berada jauh di bawah Vietnam yang memiliki 2.575. Sementara, Thailand berada memiliki 805, dan Myanmar dengan 434 tank. Jumlah kendaraan lapis baja, Indonesia yang hanya memiliki 1.300 kendaraan pun berada di bawah Singapura dengan 3.585, Vietnam dengan 2.530, Thailand sebanyak 1.551, dan Malaysia 1.460," bebernya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5264 seconds (0.1#10.140)