Jokowi Dinilai Pemimpin yang Berani Tindak Ormas Menentang Pancasila

Rabu, 27 Maret 2019 - 08:28 WIB
Jokowi Dinilai Pemimpin yang Berani Tindak Ormas Menentang Pancasila
Jokowi Dinilai Pemimpin yang Berani Tindak Ormas Menentang Pancasila
A A A
JAKARTA - Diskursus mengenai ideologi negara mendapat tempat dalam debat keempat yang akan menghadirkan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto pada 30 Maret mendatang. Tema ideologi juga dibahas selain pemerintahan, pertahanan-keamanan dan hubungan internasional.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, secara ideologi Presiden Jokowi selama memerintah dianggap sebagai pemimpin yang berani mengambil sikap secara tegas terhadap kelompok maupun ormas yang berseberangan dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Artinya Jokowi mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok-kelompok yang selama ini tidak mengakui Pancasila dan demokrasi sebagai sistem politik kita," kata Adi, Rabu (27/3/2019).

Adi memandang, membubarkan Ormas yang dianggap bertentangan Pancasila bukan persoalan mudah. Selain akan menghadapi kelompok-kelompok radikal yang kecewa, Jokowi juga berani mengambil kebijakan yang tidak populer seperti saat "menghukum" Hizbut Tahrir Indonesia. Dalam hal ini, Jokowi tampak siap dimusuhi dan tidak disukai.

"Jokowi tidak kompromi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang tidak mengakui Pancasila. Jadi tidak ada tempat bagi siapa pun di negara ini yang tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Dan itu yang dilakukan Jokowi," ujarnya.

Sejalan dengan itu, kata Adi, latar belakang Jokowi yang dianggap mewakili pemimpin sipil terlampau berani mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok radikal. Hal ini berbanding terbalik dengan pemimpin militer yang dinilai cenderung "mencari aman" dalam menindak kelompok yang merongrong kewibawaan Pancasila.

Menurut Adi, sebagai gambaran, kelompok HTI besar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun saat itu tak diambil tindakan tegas. SBY dianggapnya tidak memilih jalan konfrontatif.

"Tapi kelompok ini pintar juga menyembunyikan agenda politiknya. Mereka tidak kenfrontasi terhadap negara tapi pada saat bersamaan mereka semakin konsolidatif. Mereka melebarkan sayap politiknya di mana-mana".

Ditambahkan Adi, Jokowi unggul dalam konteks ideologi karena tidak ada ampun bagi idiologi yang bertentangan dengan Pancasila. Di bidang keamanan, kata Adi, Jokowi juga unggul. Sebab situasi keamananan selama lima tahun terakhir cukup terkendali.

"Terorisme nyaris tidak ada. Ada satu dua cepat dilokalisir dan diredam, tidak merembet kemana-mana. Pertahanan negara juga tidak ada ancaman yang nyata," ujarnya.

Menyoal kritik dari sejumlah pihak tentang jarangnya Jokowi hadir di acara-acara internasional, Adi mengatakan hal itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, Jokowi juga punya prestasi luar biasa di bidang hubungan luar negeri.

"Menurut saya yang paling nyata sikap dan keberpihakan Pak Jokowi dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Sekalipun dunia internasional dukung israel, tapi Jokowi tetap mendukung Palestina. Itu harga mati. Itu soal sikap kemanusiaan. Tidak benar juga bila dikatakan Jokowi absen," pungkasnya. (Rakhmat)
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3207 seconds (0.1#10.140)