Generasi Muda Rentan Dipecah Belah, BPIP-DPR Beri Pemahaman Pancasila

Sabtu, 23 Maret 2019 - 15:39 WIB
Generasi Muda Rentan Dipecah Belah, BPIP-DPR Beri Pemahaman Pancasila
Generasi Muda Rentan Dipecah Belah, BPIP-DPR Beri Pemahaman Pancasila
A A A
JAKARTA - Generasi muda Indonesia sangat rentan terhadap paham radikalisme dan perpecahan, guna mengantisipasi ancaman tersebut, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama DPR gencar menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu ditegaskan Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan, BPIP Aris Heru Utomo dalam kegiatan Sosialisasi Menggali Mutiara Pancasila dan Semangat Gotong Royong yang diselenggarakan BPIP dan Komisi II DPR-RI di Serpong, Tangerang, Sabtu (23/3/2019).

"Di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini, bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat generasi muda rentan dipecah belah," katanya.

Sebagai sebuah dasar Negara, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Menurut dia, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.

"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujarnya.

Sebanyak 200 peserta yang berasal dari perwakilan tokoh-tokoh agama dan masyarakat, pengurus gerakan mahasiswa, wakil kelompok kemasyarakatan dan relawan di Tangerang hadir dalam pertemuan tersebut. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi seperti tampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada kedua nara sumber.

Haris menjelaskan, untuk menjawab permasalahan tersebut, BPIP mendorong penerapan delapan butir siasat kebudayaan yang disampaikan Karlina Supelli dari STF Driyakarya pada pidato kebudayaan di Dewan Kesenian Jakarta pada 10 November 2017. Ke delapan butir siasat tersebut adalah membangkitkan kembali kebiasaan berpikir serius; membangun ekonomi kerakyatan; berani mengakui kesalahan dan berkata benar; berpolitik karena tanggung jawab dan komitmen; melatih hasrat belanja karena keperluan; menilai bahwa korupsi, plagiarism dan menyontek merupakan tindak kriminal; mengembalikan profesi sebagai janji publik; dan melatih bertindak karena komitmen.

Anggota Komisi II DPR-RI Irjen Pol (Purn) Eddy menyambut baik kerja sama antara BPIP dan DPR dalam melakukan sosialisasi mutiara Pancasila dan semangat gotong royong di berbagai daerah. Sejak reformasi 1998-2018 (20 tahun) tidak ada lagi kegiatan pelembagaan Pancasila. Akibatnya terjadi pelemahan institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan sosial politik, ekonomi dan budaya yang pada akhirnya menjadikan suatu kendala tersendiri.

Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan di Serpong, Tangerang, ini merupakan kegiatan bersama BPIP dan DPR-RI dalam upaya mendorong peningkatan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Turunnya dukungan masyarakat atas Pancasila, menuntut pemerintah harus makin gencar menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat secara terencana dan menyeluruh. BPIP dan pihak-pihak terkait mesti medorong pelibatan masyarakat dan kegiatan dari masyarakat untuk masyarakat (bottom up)," ucapnya.

Selain di Serpong, kata dia, pada Maret dan April 2019 ini juga dilakukan kegiatan serupa di berbagai titik lokasi seperti Bekasi, Labuhan Batu, Batam, Ambon, Banjarmasin, Pamekasan, Bangka, Lampung dan sejumlah daerah lainnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3773 seconds (0.1#10.140)