Masa Depan Public Relations

Kamis, 21 Maret 2019 - 08:30 WIB
Masa Depan Public Relations
Masa Depan Public Relations
A A A
Nico Wattimena
Dosen Senior STIKOM The London School of Public Relations Jakarta

MELIHAT ke belakang dengan berbagai pengalaman di dunia public relations (PR), saya mengamati bahwa selama bertahun-tahun PR telah menampilkan berbagai wajah melalui media komunikasi yang efektif. Ini sesuai dengan fungsi dasar PR untuk menyampaikan atau mengomunikasikan pesan kunci terkait apa pun (produk, bisnis, organisasi, kegiatan, upaya) dengan menggunakan pemberitaan di media cetak maupun elektronik.

Kini dengan perkembangan teknologi yang mengubah hampir setiap aspek komunikasi dan interaksi, apakah PR masih bisa menjalankan fungsinya seperti sekarang? Dalam sebuah tulisannya di Forbes, Norcross (2018) menyatakan, tak perlu diragukan lagi bahwa PR masih akan berpengaruh secara terus menerus dan sanggup bertahan di tengah perjalanan waktu. Menurut dia, perusahaan-perusahaan di masa mendatang akan semakin ambisius menjangkau pelanggan atau nasabahnya dengan fokus yang lebih spesifik pada membangun dan memperoleh perhatian lebih.

Sebab akan selalu ada fenomena baru, media baru, jurnalis baru, maupun outlet PR baru, yang membuat PR sebagai lanskap menarik untuk membangun citra. Norcross memang menyebutkan PR bukanlah iklan yang lebih mengutamakan promosi, tetapi lebih pada storytelling (pendongeng) yang bertujuan membentuk citra.Di tengah perkembangan seperti ini, praktisi PR harus terus membaca dan meneliti cerita serta berita yang menjadi target pasarnya. Dengan begitu, PR bisa mencatat dan mengetahui siapa saja wartawan baru, penulis baru, maupun kolumnis baru, yang akan menunjang kegiatannya.
Semakin meningkatnya penggunaan internet membuat manusia kini semakin nyaman mengakses apa pun melalui media dalam jaringan (daring). Termasuk tentu informasi. Bagi dunia PR, internet merupakan media komunikasi terbesar dan akan tetap ada hingga revolusi teknologi berikutnya tiba.

PR masa kini juga semakin terkait dengan marketing. Memang pekerjaan menulis siaran pers bagi PR tak akan hilang. Namun, isi siaran pers atau pesan kunci yang ingin disampaikan kepada publik mulai memberikan perhatian lebih pada pengembalian investasi atau return on investment. Secara sederhana, PR tak lagi hanya bicara soal menciptakan pesan, tetapi juga memasarkan pesan.

Nah, bagaimana kondisi PR di masa mendatang? Perkembangan teknologi informasi pasti akan semakin canggih. Namun, Norcross memprediksi bahwa PR akan tetap eksis pada tahun-tahun nanti. Namun, tak dapat dimungkiri bakal ada perhatian lebih kuat pada konten media daring dan sedikit pada media cetak.

Norcross memperkirakan di masa depan semakin banyak orang akan beralih pada media daring sebagai sumber berita yang cepat dan bisa diterima. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan paradigma dari PR yang selama ini berbasis jurnalis pada pendekatan yang lebih terfokus kepada pelanggan atau nasabah (customer).

Paradigma pergeseran PR pada struktur yang lebih bersifat customer-oriented ini sebenarnya sudah terjadi saat sekarang. Customer memegang peranan yang jauh lebih besar untuk memengaruhi PR saat menawarkan klien mereka pada media.Untuk itu, sangat penting menerapkan strategi yang bisa mencapai customer dari klien Anda melalui konten informasi bermanfaat bagi mereka. Baik itu mengenai pembelian produk atau layanan, peluang kerja sama, pembentukan citra, dan lain-lain. Saat ini penting untuk fokus tidak hanya pada apa yang penulis atau jurnalis ingin sampaikan, tetapi apa yang ingin dibaca konsumen.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa PR itu tak ubahnya bercerita. Dengan adanya perubahan paradigma yang lebih customer-oriented, tentu cara berceritanya pun harus berubah. Masalahnya, pada masa kini orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk browsing media daring daripada membaca.Ketika mereka membaca media daring, hanya 28% dari informasi yang cenderung mereka baca. Maka itu, untuk mengoptimalkan perhatian dari pembaca, tentu diperlukan konten informasi semakin padat dan ringkas.
Bagi dunia PR saat ini dan di masa mendatang, konten yang bersifat visual, seperti infografis dan video lebih bisa diterima pada paradigma bersifat customer-oriented. Masa depan menuntut konten informasi yang singkat, padat, menarik secara visual, dan layak dari para praktisi PR.Perencanaan yang cermat dan brainstorming (curah pendapat) terhadap konten visual adalah kuncinya. Kita harus waspada terhadap apa yang terjadi pada saat ini dan berpotensi viral untuk menarik khalayak.
Perlu diketahui bahwa populasi terbesar pengguna internet terdiri atas orang-orang berusia 18–49 tahun, yang sebagian besar adalah kaum milenial. Di sini kita bicara tentang sekelompok orang yang tumbuh secara global tidak berorientasi dengan taktik dan strategi PR kuno.Karena itu, dalam menyusun strategi pesan yang ingin disampaikan kepada publik harus dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya, apakah mereka mau membaca tulisan yang panjang? Atau apakah mereka melewatkan iklan yang muncul? Selain itu, juga hal apa saja memengaruhi keputusan mereka?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kegiatan PR di masa depan akan memerlukan lebih banyak ketergantungan pada hal-hal bersifat analitis. Organisasi mana pun yang tidak mengindahkan validasi kekuatan analitis jelas akan tertinggal.Untungnya, kita sekarang bisa menunjukkan sejumlah alat analisis yang andal untuk para pemasar. Dibandingkan dengan materi cetak, lebih mudah mengukur ROI untuk apa pun yang dipublikasikan secara daring dengan alat pelacak lebih canggih.
Kesimpulannya, bisnis PR akan tetap diperlukan dan tidak akan hilang di tengah perkembangan zaman. Mendongeng dan membangun citra akan tetap dibutuhkan. Pada tahun-tahun mendatang dalam kosakata PR, mungkin akan muncul istilah-istilah baru, seperti teknik data, analisis data, dan geolokasi.Semua itu digunakan sebagai alat untuk mencapai targeted audiences melalui konten yang relevan dan spesifik. Perusahaan perlu dipersenjatai dengan data sebagai dasar cerita yang bisa diandalkan dan berpengaruh untuk memenangkan persaingan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4645 seconds (0.1#10.140)