Kepala BNPT Ajak CEO BUMN Ikut Cegah Penyebaran Radikalisme

Selasa, 12 Maret 2019 - 15:13 WIB
Kepala BNPT Ajak CEO BUMN Ikut Cegah Penyebaran Radikalisme
Kepala BNPT Ajak CEO BUMN Ikut Cegah Penyebaran Radikalisme
A A A
JAKARTA - Para chief executive officer (CEO) atau direktur utama (dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta dapat melakukan identifikasi dan mengambil keputusan dalam upaya mencegah masuknya paham radikal dan terorisme agar tidak menyebar di lingkungan instansi kantor BUMN.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BUMN), Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat menjadi narasumber utama pada pembukaan acara BUMN Great Leaders Camp. Acara ini dihadirii sebanyak 181 peserta terdiri dari 148 Dirut BUMN, 4 Wakil Dirut BUMN se-Indonesia, 25 pejabat Kementerian BUMN dan 4 orang Pemimpin Redaksi ini digelar di Gedung Utaryo komplek Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Lemdiklat Polri, Lembang, Minggu 10 Maret 2019 malam.

“CEO BUM mesti harus bisa mengidentifikasi dan mengambil keputusan mengenai bagaimana cara mencegah, mengidentifikasi dan juga langsung melakukan tindakan-tindakan yang cepat sehingga betul-betul steril semua anggota BUMN khususnya dan juga termasuk lingkungannya,” tutur Suhardi.

Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan, sesuai penjelasan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno bahwa ada 2 juta lebih seluruh karyawan dari organisasi BUMN yang kemungkinan juga bisa terinfiltrasi penyebaran paham radikal terorisme.

Menurut dia, penyebaran paham tersebut bisa masuk dari mana saja. “Untuk itu tadi saya jelaskan bagaimana cara melakukan identifikasi masalah tersebut, bagaimana menghindarinya dan bagaimana mengambil keputusan. Kita harapkan dengan apa yang kita jelaskan ini tentunya bisa menjadi pencerrahan buat mereka dan para CEO BUMN ini bisa langsung untuk mengambil tindakan demi kebaikan BUMN,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Alumni Akpol tahun 1985 ini berharap kepada masing-masing BUMN ke depan untuk bisa menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan BNPT sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme di lingkungan masing-masing BUMN.

“Pasti, tidak mungkin tidak menjalin kerja sama, harus. Pegawai BUMN kita semuanya ada 2 juta lebih. Tadi di mana ada 150 CEO BUMN se-Indonesia yang ada di bawah kendali Menteri BUMN. Kalau bisa bersinergi dengan baik insya allah kita semuanya akan maju untuk bangsa ini,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Dalam paparannya, Kepala BNPT juga menyampaikan bagaimana upaya kelompok radikal terorisme selama ini melakukan penyebaran pahamnya, baik mulai tingkat sekolah dari usia PAUD hingga perguruan tinggi termasuk penyebaran paham tersebut di lingkungan kantor pemerintah dan BUMN.

Menanggapi pertanyaan salah satu Dirut BUMN yang berharap adanya kurikulum khusus terhadap menumbuhkan pendidikan karakter terhadap anak bangsa dan juga terhadap jajaran pegawai BUMN, Kepala BNPT pun mengatakan hal tersebut selama ini sudah dibicarakan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemebndikbud) dan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti)

“Selama ini sudah kita sampaikan untuk bisa menjadi kurikulum. BNPT untuk masalah radikalisme dan BNN untuk masalah narkotika. Jadi akan dimasukkan. Tetapi untuk BUMN ini kami serahkan sama ibu Menteri BUMN, kalau ada, kami siap menjadi guru atau mentor. Katakan mungkin ada recruitment pegawai, kita berikan mereka paham paham yang benar-benar sejuk agar mereka berhati-hati dan akan kami kasih tahu mereka mengenai modus-modus operandinya,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Bahkan dalam paparannya, Jenderal berpangkat Bintang Tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengingatkan anak-anak muda termasuk chief atau eksekutif muda yang ada dibawah CEO BUMN ini banyak sekali yang punya pemikiran cemerlang dan tidak munutup kemungkinan terinfiltrasi paham radikal.

“Karena ada kementerian, mungkin bapak-bapak pernah mendengar berita beberapa tahun lalu bahwa beberapa orang di Kementerian yang sudah menjabat di eselon strategis yang bisa menentukan untuk mengambil keputusan malah bisa terpapar. Dan itu sudah saya ingatkan Kementeraian itu untuk segera mengganti pejabat-pejabat tersebut. Karena kalau tidak akan sangat berbahaya. Kalau bisa mencegah itu lebih bagus daripada nanti sudah terlanjur,” ujarnya mengakhiri

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, penyebaran paham radikal terorisme selama ini sudah tidak mengenal tempat membuatnya perlu mengundang Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan secara utuh kepada para CEO BUMN.

“Kami meminta Kepala BNPT untuk memberikan gambaran kepada kita semua mengenai sebenarnya seberapa besar masalah terorisme ini, dan dari hasil paparan tadi terlihat bahwa ternyata sangat besar. Karena usaha dari BUMN itu beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, tentunya ini kita tidak terlepas dari masalah itu, terutama karyawan kita secara menyeluruh itu hampir dua juta orang di seluruh Indonesia,” tutur Rini.

Dia mengatakan, jika seluruh pihak di BUMN tidak menjaga dari awal terhadap instansinya untuk mencegah menyebaran paham radikal terorisme seperti yang dikatakan Kepala BNPT, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

“Kita harus benar-benar menghadapinya harus dari awal, jangan di akhirnya. Jangan berharap kita bisa menuntaskan kalau cuma di akhirnya saja. Karena ini maka saya rasa ini membuka mata teman-teman semua CEO-CEO BUMN yang mana tentunya nanti kita biasanya pada akhir pertemuan ini kita memberikan rumusan apa langkah-langkah yang harus kita lakukan ke depan,” ujar mantan Presiden Direktur Astra Internasional ini.

Dia mengatakan, apa yang telah disampaikan Kepala BNPT dalam paparannya juga sebagai upaya melindungi keluarga besar BUMN dari pengaruh penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Namun, kata dia, bukan hanya keluarga BUMN saja dalam arti yang ada di lingkungan pekerjaan BUMN, tapi dimana BUMN berada pun sekarang pihaknya selalu menekankan untuk harus sadar lingkungan terhadap lingkungannya juga.

“Jadi di daerah mereka berada, di mana mereka beroperasi, maka mereka juga harus menyadari lingkungan itu bersih dari terorisme atau tidak, bersih dari narkotika atau tidak, nah ini yang coba kita tekankan juga,” tutur Rini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4116 seconds (0.1#10.140)