RI-Korsel Sepakat Lanjutkan Pengembangan Pesawat Tempur KFX

Jum'at, 08 Maret 2019 - 11:15 WIB
RI-Korsel Sepakat Lanjutkan Pengembangan Pesawat Tempur KFX
RI-Korsel Sepakat Lanjutkan Pengembangan Pesawat Tempur KFX
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) memutuskan untuk melanjutkan program kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Sebelumnya Indonesia meminta negosiasi ulang atas kerja sama pengembangan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia.

Hal itu disepakati saat Menteri Koordinator Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan Menteri Pertahanan Nasional Korsel Jeong Kyeong-doo melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Pertahanan Nasional Korsel di Seoul, Rabu (6/3).

Wiranto dalam pertemuan tingkat tinggi (high-level meeting) itu membawa pesan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan melanjutkan program kerja sama pengembangan jet tempur KF-X/IF-X. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan hubungan strategis (strategic partnership) antara Indonesia dan Korsel yang selama ini sudah berjalan dengan baik dan semakin erat.

“Walaupun saat ini Pemerintah Indonesia sedang fokus pada pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara yang merupakan aspek vital bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta pemerataan pembangunan, pemerintah menganggap kerja sama pengembangan jet tempur KF-X/IF-X bersama Korsel ini sangat penting untuk kemajuan teknologi dan pertahanan negara,” kata Wiranto melalui keterangan pers yang diterima KORAN SINDO kemarin.

Dia menjelaskan, kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X dengan Korsel merupakan upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menguasai teknologi kedirgantaraan generasi 4,5. Hal itu sejalan dengan roadmap revolusi industri 4.0 yang diluncurkan Presiden Jokowi.

“Posisi kemampuan engineer Indonesia saat ini dalam penguasaan teknologi pesawat tempur jet masih belum memadai sehingga diperlukan loncatan yang signifikan dalam peningkatannya,” ungkap Wiranto.

Wiranto pun berharap, proses kerja sama pengembangan KF-X/IF-X yang sedang dilaksanakan di Seoul ini dapat mencapai kesepakatan yang akan membawa dampak positif terhadap penguasaan teknologi industri dirgantara nasional serta memperkuat potensi pertahanan negara.

Wiranto menjelaskan, proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX ini dimulai dari riset hingga produksi. “Program ini merupakan kerja sama jangka panjang dengan suatu saat dimulai kerja sama research-nya dulu, membuat prototipenya dulu, baru produksinya,” ujarnya.

Pengamat militer Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkapkan, pemerintah harus mendukung proyek ini meskipun terganjal dengan penyediaan anggaran yang memang butuh dana sangat besar.

Namun pemerintah harus tetap berhati-hati menyangkut kontrak alih teknologi. “Indonesia sebagai negara bebas aktif tidak menganut blok pertahanan, karena itu upaya alih teknologi menjadi lebih sulit,” ungkapnya.

Dalam kasus KFX/IFX ini, kata Fahmi, Indonesia memang berharap bisa belajar teknologi pesawat tempur F-16 yang lisensinya sudah dilimpahkan AS kepada Korsel. Namun Korsel ingin mengembangkan KFX dengan teknologi pesawat F-35 yang lisensinya belum tentu boleh dibagi dengan Indonesia.

“Hal ini karena tidak ada pelibatan Indonesia sama sekali dalam konsorsium persenjataan global dengan AS. Tapi apa pun hambatannya jika proyek ini berhasil, KFX/IFX akan menjadi pesawat jet tempur pertama yang dibuat Indonesia,” ujarnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5748 seconds (0.1#10.140)