Organisasi Mahasiswa Bisa Jadi Agen Pesan Damai di Kampus

Kamis, 21 Februari 2019 - 18:48 WIB
Organisasi Mahasiswa Bisa Jadi Agen Pesan Damai di Kampus
Organisasi Mahasiswa Bisa Jadi Agen Pesan Damai di Kampus
A A A
JAKARTA - Membekali generasi muda atau mahasiswa dari ancaman infiltrasi radikalisme dan terorisme dinilai bukan hal mudah.

Mahasiswa dianggap rentan untuk terpengaruh radikalisme dan terorisme. Untuk mencegah hal itu, organisasi mahasiswa (ormawa) perlu mengambil peran dalam mengkampayekan pesan damai di kampus.

“Ormawa adalah organisasi yang merepresentasikan semua fakultas yang ada di kampus. Yang dipilihkan bukan orang sembarangan. Artinya orang yang diakui yang bisa memimpin atau menjadi mediator dari teman temannya,” ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Suhardi mengatakan itu saat memberikan pembekalan bahaya radikalisme dan terorisme pada 600 Ormawa di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu 20 Februari 2019.

Dia menegaskan, ormawa merupakan agen terbaik dalam mengampanyekan pesan damai di kampus. Mereka adalah perwakilan dari masing-masing fakultas yang bisa menjadi jembatan informasi anggotanya.

“600 orang ini bisa menyampaikan isu kebangsaan yang harus kita jaga dan kita rawat yang sekarang sudah tereduksi. Era digitalisasi sekarang ini sangat luar biasa, nilai-nilai kebangsaan mulai tereduksi, sehingga harus kita bangkitkan kembali,” tutur mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Kepala BNPT juga mengupas masalah radikalisme dan cara mengidentifikasi, serta mencegah agar tidak terpapar.

Menurut dia, mahasiswa adalah masa depan Indonesia yang harus dijaga agar terbebas dari paham negatif.

Suhardi menjelaskan, ada empat tahapan seseorang menjadi radikal. Pertama, pra-radikalisasi, yaitu proses awal radikalisasi individu sebelum menjadi garis keras.

Kemudian identifikasi diri, yaitu individu mulai dimasuki ideologi radikal, lalu indoktrinasi yaitu mulai meyakini tindakan jihad dibenarkan untuk mewujudkan tujuan kelompok tersebut. Terakhir, jihadisasi, yakni seorang individu menjadi eksekutor teror.

Suhardi menegaskan pentingnya peran rektor, dekan serta para dosen mendidik generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi calon pemimpin masa depan.

“Perguruan tinggi adalah tonggak untuk mempersiapkan para generasi muda untuk dapat mencapai Indonesia yang lebih baik ke depan. Untuk itu perguruan tinggi harus mendidik calon generasi penerus bangsa dan melindungi mereka agar tidak mudah terpengaruh radikalisme yang mengarah tindakan terorisme,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.1003 seconds (0.1#10.140)