Pemilu 2019 dan Kerja Sama Indonesia-India

Kamis, 07 Februari 2019 - 08:05 WIB
Pemilu 2019 dan Kerja Sama Indonesia-India
Pemilu 2019 dan Kerja Sama Indonesia-India
A A A
Eko Sulistyo
Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden

DALAM artikel”Three Key Elections to Keep an Eye on in Asia Next Year” (21/12/2018), Bloomberg menyebut ada tiga pemilu di Asia yang akan menarik perhatian dunia dan para investor pada 2019. Selain Indonesia dan India, Negeri Gajah Putih, Thailand, juga akan menyelenggarakan pemilu pada tahun ini.

Menurut artikel itu, tantangan pemilu di Thailand adalah instabilitas politik yang akan berdampak pada ekonomi pascakudeta militer lima tahun lalu. Di India, bila koalisi partai pendukung Perdana Menteri (PM) Narendra Modi kalah, dikhawatirkan pemerintahan koalisi yang baru tidak melanjutkan reformasi ekonomi. Sementara di Indonesia, kekhawatiran datang dari ancaman konservatisme politik.

Dari ketiga pesta demokrasi tersebut, pemilu di Indonesia dan India paling mendapat sorotan karena jumlah pemilihnya yang ratusan juta dan posisi strategis kedua negara. Secara politik, di Asia, perkembangan politik pemerintahan kedua negara sangat penting.Selain kemajuan ekonomi juga karena luas wilayah, jumlah penduduk, lokasi strategis, dan perkembangan militernya.

Pemilu di kedua negara juga penting untuk melihat konsolidasi dan perkembangan demokrasi di Asia. Tantangan politik internal di kedua negara juga relatif mirip.India, di lingkaran politik PM Modi di Bharatiya Janata Party (BJP), terdapat kelompok garis keras Hindu, yang terkadang melakukan tindakan yang dapat mengganggu pluralisme dan toleransi dengan penganut minoritas Islam. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi tantangan merebaknya politik identitas dan politisasi agama dalam pertarungan politik elektoral.

Berbagai lembaga survei di kedua negara menunjukkan bahwa petahana—Presiden Jokowi di Indonesia dan PM Modi di India—akan memenangkan Pemilu 2019. Kedua negara juga menunjukkan ruang demokrasi bisa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, di saat negara-negara Utara mengalami stagnasi dan diramalkan akan tergeser posisinya sebagai kekuatan ekonomi global oleh India dan Indonesia pada 2030.

Relasi Sejarah
Hubungan bangsa Indonesia dan India bisa ditelusuri ke masa lalu, berabad-abad silam. Kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara yang beragama Hindu dan Buddha adalah hasil relasi antara kedua bangsa. Bangunan Candi Borobudur dan Prambanan adalah bukti dari relasi kedua bangsa yang saling memengaruhi.Islam yang datang ke Indonesia, pun salah satu pelopornya, adalah para pedagang muslim dari Gujarat, India.

Setelah kemerdekaan masing-masing kedua pemimpin negara saling bersahabat dan bekerja sama. PM India pertama, Jawaharlal Nehru, dan Soekarno, presiden pertama Indonesia, percaya pada kerja sama kedua bangsa dan mengambil peran bersama menentang kolonialisme dan imperialisme. Pada 1961, Soekarno bersama Nehru dan para pemimpin Asia dan Afrika, mendirikan Gerakan Nonblok sebagai keputusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955.

Saat ini Pemerintah Indonesia dan India memiliki komitmen untuk meningkatkan kerja sama di segala bidang. Neraca perdagangan Indonesia dengan India tercatat selalu surplus. Data Kementerian Perdagangan pada 2018 mencatat rata-rata ekspor Indonesia di atas USD10 miliar. Defisit perdagangan hanya terjadi di sektor migas pada tahun 2013, 2014, dan 2017. Pada 2017 nilai perdagangan Indonesia dengan India mencapai USD18,13 miliar.

Total perdagangan dari Januari-Oktober 2018 terdiri atas nilai ekspor Indonesia ke India senilai USD11,47 miliar dan impor dari India USD4,21 miliar. Pencapaian surplus perdagangan sampai Oktober 2018 adalah USD7,25 miliar. Pada 2017 surplus perdagangan mencapai USD10,35 miliar.Perdagangan dan investasi di antara kedua negara fokus pada minyak dan gas, energi terbarukan, teknologi informasi, dan farmasi.

Indonesia dan India diramalkan akan menjadi “the world’s most powerful economies” pada 2030. Menurut World Economic Forum 2017, berdasarkan riset dari PricewaterhouseCoopers, Indonesia akan menjadi kekuatan kelima dan India peringkat ketiga ekonomi global pada 2030. Indonesia dan India masuk lima besar ekonomi global bersama RRC di urutan pertama, Amerika Serikat dua, dan Jepang keempat.

Kemitraan Strategis
Hubungan bilateral Indonesia dan India makin kokoh dengan kunjungan Presiden Jokowi ke India pada Desember 2016. Dibalas kunjungan PM Modi ke Jakarta pada Mei 2018. Sebagai salah satu negara yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan pesat, India menjadi salah satu mitra dagang strategis bagi Indonesia.

Dalam kunjungan ke India, Presiden Jokowi berjanji akan mempererat hubungan Indonesia dan India. Presiden Jokowi dan PM Modi sepakat untuk mengembangkan kedua negara menjadi kekuatan maritim dunia. India sangat khawatir tentang keamanan laut di kawasan Indo-Pasifik, sementara Indonesia mengkhawatirkan konflik di Laut Cina Selatan dan maritim China di sekitar Kepulauan Natuna yang masuk zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Langkah kerja sama kedua negara direalisasikan dalam kunjungan PM Modi ke Jakarta pada Mei 2018. Dalam kunjungan tersebut ditandatangani beberapa kesepakatan kerja sama strategis, termasuk di bidang pertahanan dan menyerukan kebebasan navigasi di kawasan strategis Indo-Pasifik. PM Modi berjanji akan melipatgandakan volume perdagangan bilateral dengan Indonesia menjadi USD50 miliar pada 2025, meningkat jauh dari USD18 miliar pada 2017.

Kedua negara juga sepakat bekerja sama secara intensif mewujudkan regional comprehensive economic partnership yang adil, seimbang, dan memberikan manfaat pada semua negara anggotanya. Juga disepakati membangun visi maritim bersama di Indo-Pasifik untuk menjamin stabilitas kawasan dan zero tolerance atas segala bentuk terorisme.

Keberlanjutan kerja sama yang telah ditandatangani Presiden Jokowi dan PM Modi akan tergantung dari hasil pemilu di India dan Indonesia. Jika kedua pemerintahan melanjutkan ke periode kedua pemerintahannya, maka komitmen kerja sama tersebut mudah dilanjutkan. Dalam percaturan ekonomi-politik global, kerja sama strategis kedua negara ini akan meningkatkan posisi dan kesempatan Indonesia dan India masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi global.

Pesan penting dari pemilu kedua negara adalah sinergi antara konsolidasi demokrasi dengan penguatan ekonomi sebuah bangsa. Semoga pemilu di kedua negara berjalan damai.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6024 seconds (0.1#10.140)