Argumen Paslon di Debat Perdana Belum Sentuh Akar Persoalan

Jum'at, 18 Januari 2019 - 10:38 WIB
Argumen Paslon di Debat Perdana Belum Sentuh Akar Persoalan
Argumen Paslon di Debat Perdana Belum Sentuh Akar Persoalan
A A A
JAKARTA - Ragam komentar dan kritik terus menjadi perbincangan publik setelah debat perdana yang dilakoni pasangan nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin dan nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, kemarin malam.

Direktur Eksekutif Voxpol Center and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menganggap, debat putaran pertama berjalan kaku dan kurang menarik, masih sangat jauh dari harapan publik.

"Visi-misi yang disampaikan kedua pasangan calon belum menyentuh akar persoalan dan justru kedua kandidat terjebak pada retorik general yang bersifat normatif," kata Pangi kepada SINDOnews, Jumat (18/1/2019).

Menurut Pangi, secara umum visi-misi kedua pasang calon dalam dibidang Hukum dan HAM, kurupsi dan terorisme tidak jauh berbeda, lebih kepada pendekatan persoalan masalah yang mungkin bisa sedikit membedakannya (distingsi).

Menurutnya, Paslon 01 lebih menekankan pada reformasi kelembagaan dan penguatan sistem. Sedangkan paslon 02 lebih menekankan pada kepastian hukum dengan pendekatan behavioral atau perilaku aparat penegak hukum memastikan kesejahteraan.

Dari segi kepastian hukum, katanya, kedua paslon juga memberikan pandangan yang hampir sama, memastikan tidak terjadi dan atau menertibkan peraturan-peraturan yang tumpang tindih, namun paslon 01 lebih menekankan pada sinkronisasi lewat badan legislasi nasional.

Sementara paslon 02 lebih menekankan pembinaan peraturan dengan melibatkan partisipasi publik dan para ahli di bawah kendali langsung presiden untuk menjamin adanya kepastian hukum.

Untuk konteks HAM, lanjut Pangi, kedua paslon sepertinya tidak punya prioritas yang jelas, secara konseptual juga keliru dalam memahami persoalan dan cenderung membahas hal remeh-temeh. Kedua paslon tidak bisa membedakan antara konsep hak azasi dengan hak warga negara, hak azasi itu bersifat melekat (given) pada individu yang harus dilindungi.

"Sedangkan hak warga negara harus dipenuhi oleh negara. Kerancuan jalan berfikir pada akhirnya membuat kedua paslon tidak punya fokus yang jelas untuk menyelesaikan akar persoalan, faham saja tidak bagaimana mau carikan solusi," ujarnya.

Adapun di bidang pemberantasan korupsi, kedua pasangan juga masih berkutat pada jawaban yang bersifat umum dan normatif. Paslon 01 menekankan pada proses rekruitmen aparat yang punya kapasitas melalui merit-sistem dan untuk jabatan politik dengan menekan politik biaya tinggi namun kering narasi masing masing paslon bagaimana pikiran mereka membuat politik biaya rendah untuk menjadi pemimpin.

Sedangkan, Paslon 02 tetap pada pendekatan integritas aparat dengan perbaikan kesejahteraan aparat negara dengan menaikkan tax ratio sebagai sumber pendanaan, melakukan pengawasan internal yang ketat melalui penegakan disiplin yang ketat serta melakukan perbaikan pencatatan aset negara.

Untuk isu penanggulangan terorisme, tambah dia, paslon 01 masih pada posisi melanjutkan program pemerintah melalui upaya deradikalisasi dengan mengindentifikasi akar persoalan.

"Sementara paslon 02 lebih kepada sisi akar masalah, namun menawarkan pedekatan yang lebih persuasif dan lebih menekankan pada upaya pencegahan melalui peningkatan kapasitas aparat keamanan, intelijen dan pelibatan TNI dalam skala tertentu melalui pemetaan risiko," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3959 seconds (0.1#10.140)