Syaikh Imran Nazar Hosein: Kaum Yahudi Benci Islam dan Muslim

Kamis, 18 April 2024 - 14:43 WIB
loading...
Syaikh Imran Nazar Hosein: Kaum Yahudi Benci Islam dan Muslim
Kaum Yahudi di Al-Aqsa. Foto/Ilustrasi: Anadolu Agency
A A A
Syaikh Imran Nazar Hosein mengatakan Al-Qur'an tidak memperlakukan semua orang Kristen dan Yahudi dengan cara yang sama dan telah membuat perbedaan yang sangat penting antara dua jenis Kristen yang berlainan, sebagaimana dalam QS Âli-‘Imrân/3 ayat 110:

وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Tafsir Kementerian Agama menerjemahkan ayat ini sebagai berikut: "…Seandainya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." ( QS Ali Imran : 110)

Syaikh Imran N. Hosein dalam bukunya yang diterjemahkan Yanti Sumara berjudul "Konstantinopel Dalam Al-Qur'an" (Eskatopedia, 2020) menerjemahkan ayat ini sebagai berikut:

"…Seandainya saja para Ahlul Kitab (yakni Yahudi dan Kristen) beriman (kepada Muhammad sebagai seorang Nabi dari Tuhan yang Satu dan kepada Al Qur'an sebagai KalamNya), itu akan menjadi manfaat bagi mereka: di antara mereka ada orang-orang yang beriman, tetapi sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang sesat melampaui batas."



Syaikh Imran menganggap ayat di atas merupakan pernyataan dari Allah secara tegas bahwasanya di antara orang Kristen dan Yahudi (yaitu Ahli Kitab ) ada yang beriman, sedangkan sebagian lainya adalah para pendosa.

Sistem makna dalam Al-Qur'an yang terkait dengan tema ini harus menyatu dengan siapa yang dapat diidentifikasi dan demarkasi dari kedua kelompok ini, yaitu mereka yang perilakunya sejalan dengan orang beriman dan mereka yang berperilaku sebaliknya.

"Mereka yang beriman tidak akan memupuk kebencian di hatinya terhadap sesamanya yang beriman kepada Allah; orang beriman juga tidak berteman dan bersekutu dengan mereka yang dipenuhi kebencian terhadap orang beriman," ujarnya.

Analisis Syaikh Imran untuk mengenali orang Kristen dan Yahudi sebagai kaum tanpa iman yang secara jelas telah di identifikasi dalam Al-Qur'an mengenai komunitas Yahudi sebagai suatu kaum yang hatinya dipenuhi kebencian besar terhadap Islam dan para pengikutnya.



Kebencian ini sudah terlihat pada masa Nabi Muhammad SAW dan akan terjadi kembali di era modern ini ketika Yahudi mendirikan Gerakan Zionis . Sebagaimana dalam QS al-Mâ'idah/5 : 82:

لَتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْاۚ وَلَتَجِدَنَّ اَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا وَّاَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

Tafsir Kementerian Agama menerjemahkan ayat ini sebagai berikut: Pasti akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Pasti akan engkau dapati pula orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Hal itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan rahib, juga karena mereka tidak menyombongkan diri.

Sedangkan Syaikh Imran menerjemahkan ayat tersebut yaitu: Akan engkau dapati yang paling keras di antara umat manusia dalam permusuhannya terhadap orang-orang beriman adalah orang Yahudi dan Pagan; dan akan engkau dapati yang paling dekat di antara mereka dalam cintanya kepada orang-orang beriman adalah mereka yang secara terbuka menyatakan, "Kami adalah orang Kristen": karena di antara mereka ada pendeta-pendeta (yang mencurahkan hidupnya untuk mengajar dan menjalankan ritual agama) dan segolongan orang yang menganut monastisisme (dan dengan demikian meninggalkan kehidupan dunia), dan mereka tidak menyombongkan diri.

Syaikh Imran berpendapat ayat di atas tidak hanya menandai orang-orang Yahudi sebagai Ahli Kitab yang tidak beriman, tetapi juga mengidentifikasi orang-orang (di antara Ahli Kitab) yang menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada umat Islam yang menunjukkan suatu tanda penting dari cermin keimanan.



Merekalah yang dengan berani menyatakan diri mereka sebagai: “Kami adalah orang Kristen!”.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)