Misteri Duel Maut Prabu Siliwangi Melawan Harimau Putih

Sabtu, 13 April 2024 - 10:06 WIB
loading...
Misteri Duel Maut Prabu Siliwangi Melawan Harimau Putih
Menurut cerita rakyat Prabu Siliwangi menaklukkan Maung Bodas dan kemudian menjadi khodam (pasukan jin) yang selalu mendampingi sang ksatria ke mana saja dia pergi. Foto/ilustrasi
A A A
Misteri duel maut Prabu Siliwangi melawan Harimau Putih menjadi kisah yang terkenal tentang kesaktian raja Sunda ini. Menurut cerita rakyat Prabu Siliwangi menaklukkan Maung Bodas dan kemudian menjadi khodam (pasukan jin) yang selalu mendampingi sang ksatria ke mana saja dia pergi.

Kisahnya bermula ketika Prabu Siliwangi suatu waktu dalam pengembaraannya hendak ke Curug Sawer, Majalengka untuk melepas lelah. Dalam perjalanannya itu, tiba-tiba dia dikepung segerombolan kawanan macan putih .

Prabu Siliwangi hendak diterkam. Namun, berkat kesaktian yang dimilikinya, dia tidak terluka sama sekali. Sebaliknya, justru kawanan macan putih itu yang tersungkur.



Melihat banyak anak buah terkulai, panglima kawanan macan putih atau Maung Bodas maju melawan sang Prabu Siliwangi. Terjadilah pertempuran sengit antara keduanya. Namun, kesaktian Prabu Siliwangi tak luntur.

Dia berhasil mengalahkan sang raja gaib macan putih. Sebagai pihak yang kalah, sejak saat itulah Maung Bodas dan seluruh pasukan jin yang menjadi pengikutnya bertekuk lutut dan siap mendampingi Prabu Siliwangi ke mama saja dia pergi.

Para seniman bahkan mengabadikan kisah heroik Ayah Pangeran Kian Santang itu dalam lukisan berupa seekor macan putih yang selalu berada di sekitar Prabu Siliwangi. Bahkan, konon, seluruh pasukannya berjanji akan membantu Prabu Siliwangi selaku penguasa Tanah Pasundan.

Lain cerita rakyat (mitos/epos) lain pula tafsiran ilmuwan asal negeri Belanda. Scipio, seorang peneliti Belanda pernah membuat sebuah laporan hasil penelitian yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal VOC, Joanes Camphuijs.



Scipio melaporkan hasil penelitiannya mengenai jejak sejarah istana Kerajaan Pajajaran di kawasan Pakuan, yang sekarang dikenal daerah Batutulis Bogor. Dalam laporan yang ditulis pada 23 Desember 1687 itu, Scipio menyampaikan, “dat hetselve paleijs en specialijck de verheven zitplaets van den getal tijgers bewaakt ent bewaart wort”.

Kalau diterjemahkan begini; Bahwa istana tersebut terutama sekali tempat duduk yang ditinggikan untuk Raja 'Jawa' Pajajaran, masih berkabut dan dijaga serta dirawat oleh sejumlah besar harimau. Hasil ekspedisi Scipio itu mengindikasikan bahwa kawasan Pakuan yang ratusan tahun sebelumnya merupakan pusat kerajaan Pajajaran telah berubah menjadi sarang harimau.

Menurut Scipio fakta bahwa tempat itu menjadi sarang harimau menimbulkan mitos-mitos bernuansa mistis di kalangan penduduk sekitar Pakuan mengenai hubungan antara keberadaan harimau dan hilangnya Kerajaan Pajajaran.

Jadi, berdasarkan pada laporan Scipio, dapat disimpulkan bila mitos maung lahir karena adanya kekeliruan sebagian masyarakat dalam menafsirkan realitas. Terlepas dari itu semua, yang jelas raja bergelar Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja adalah Raja Pajajaran yang sangat terkenal.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)