Perlu Terobosan Metode untuk Tingkatkan Partisipasi pada Pemilu 2019

Jum'at, 16 November 2018 - 23:49 WIB
Perlu Terobosan Metode untuk Tingkatkan Partisipasi pada Pemilu 2019
Perlu Terobosan Metode untuk Tingkatkan Partisipasi pada Pemilu 2019
A A A
JAKARTA - Pengetahuan mahasiswa mengenai tahapan Pemilu Serentak 2019 masih rendah. Temuan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) di tiga kota yaki Riau, Sumatera Barat, dan Yogyakarta.

Peneliti SPD, Dian Permata menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai poin catatan terkait upaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih, khususnya kalangan mahasiswa pada Pemilu Serentak 2019.

Pertama, pemerintah, pemda, parpol, penyelengara Pemilu dan pihak lainnya, termasuk kampus-kampus perlu melakukan intercept program sosialisasi pemilih berbasis segmentasi pemilih. Langkah ini sebagai upaya untuk mencapai target angka tingkat partisipasi 77,5%. “Kedua, pemilihan media kanalisasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui media berbasis internet,” katanya dalam acara Kemendagri Media Forum di gedung Kemendagri, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Dian Permata mengatakan, survei dilakukan pada Agustus-November 2018, dengan responden kalangan mahasiswa. Sampel diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 300 responden.

Menurutnya, ada tren menurunnya tingkat partisipasi Pileg dari 1974 dengan partisipasi 94% hingga 2014 yang mencapai 74,66%. Tren menurun tingkat partisipasi juga ditunjukkan dalam Pilpres. Mulai dari Pilpres 2004 putaran I (78,5%), putaran II (76,7%), Pilpres 2009 (71,9%), dan Pilpres 2014 (70%).

Selanjutnya, Dian Permata jelaskan salah satu temuan mengenai pertanyaan hari H pencoblosan Pemilu 2019. Hal ini sebagai dasar mengetahui tingkat pengenalan, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai Pemilu Serentak 2019.

Hasilnya, mahasiswa di Sumatera Barat yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 53%, yg menjawab tanggal lainnya sebanyak 41% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 6%. Mahasiswa di Riau yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 17%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 74% dan menjawab tidak tahu sebanyak 9%. “Dan di Yogyakarta yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 85%, menjawab tanggal lainnya 11%, dan menjawab tidak tahu 4%,” jelasnya.

Sebelumnya, Kapuspen Kemendagri Bahtiar menanyakan, seberapa banyak masyarakat yang tahu kapan pencoblosan Pemilu Serentak 2019 digelar. Pertanyaan ini dianggap salah satu yang paling mendasar untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai pesta demokrasi lima tahunan ini.

“Saat ini dalam posisi tahapan kampanye, ada waktu sekitar 5 bulan lagi menuju hari H pemungutan suara. Sebenarnya masyarakat mengetahui dan memahami atau tidak bahwa akan ada Pemilu Serentak yang pencoblosannya dilakukan pada 17 April 2018. Ini penting karena target tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 adalah 77,5%,” ujarnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6109 seconds (0.1#10.140)