Pengamat Nilai Masyarakat Jadi Tambah Sensitif di Tahun Politik

Senin, 05 November 2018 - 16:00 WIB
Pengamat Nilai Masyarakat Jadi Tambah Sensitif di Tahun Politik
Pengamat Nilai Masyarakat Jadi Tambah Sensitif di Tahun Politik
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyatakan masyarakat Indonesia memiliki sensitivitas tinggi bila ada pidato politik yang menyinggung isu yang berbau suku, ras, agama dan antargolongan (SARA).

Hal itu tercermin pada peristiwa yang terjadi baru-baru ini, saat calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato 'Tampang Boyolali' yang menggambarkan kemiskinan dan kondisi sosial di wilayah tersebut.

"Masyarakat kita memang cukup sensitif belakangan ini, khususnya kalau disinggung soal SARA. Msyarakat kita menjadi udah merasa terzolimi, merasa terhina," ujar Adi kepada SINDOnews, Senin (5/11/2018). (Baca juga: Gerindra: Ucapan Prabowo Tak Bermaksud Lecehkan Warga Boyolali)

Adi mengaku tidak tahu persis mengapa masyarakat kita menjadi sangat sensitif. Namun, bila dikaitkan dengan agenda politik nasional yakni pemilu legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019, mempersoalkan pernyataan Prabowo terkait tampang Boyolali terkesan sangat politis. "Artinya kalau tampang Boyolali diucapkan jauh hari sebelum pilpres pasti tidak akan seramai ini."

"Ini karena ada momen politik dan masyarakat kita memang sensitif terutama dengan isu SARA," imbuh Adi.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8915 seconds (0.1#10.140)