Keputusan PAN dan PKS Fokus Pileg Pilihan Realistis

Senin, 29 Oktober 2018 - 13:23 WIB
Keputusan PAN dan PKS Fokus Pileg Pilihan Realistis
Keputusan PAN dan PKS Fokus Pileg Pilihan Realistis
A A A
JAKARTA - Keputusan PAN dan PKS yang lebih memilih untuk fokus ke Pileg 2019 ketimbang Pilpres 2019 mesti dilihat secara realistis. Karena bila mereka memfokuskan ke Pilpres 2019 yang diuntungkan adalah Gerindra dan Prabowo Subianto.

"Ini mesti disikapi secara realistis, karena mereka punya alasan bahwa bila mengkampanyekan Prabowo yang diuntungkan adalah Gerindra," kata pengamat politik dari LIMA Indonesia Ray Rangkuti, Senin (29/10/2018).

Dengan demikian, jika PAN dan PKS fokus ke Pileg hal itu karena demi kepentingan partainya. “Kalau mereka harus all out ke partai kan yang diuntungkan partainya," ujarnya.

Terlebih saat ini ada parlementary threshold. Di mana saat ini, berdasarkan sejumlah survei PAN dan PKS baru mengantongi 3% suara. "Mereka menyadari, suara mereka masih 3%, dari yang dibutuhkan yakni 4%. Kalau tidak mereka tidak akan lolos," tuturnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, PAN dan PKS cukup jeli dalam hal ini. Mereka melihat figur di Prabowo itu tak berimbas ke partai. Maka mereka lebih memilih all out ke partainya masing-masing. "Saya bilang tadi, mereka melihat figur Prabowo tak berimbas ke partai, terutama PKS melihat ini," terangnya.

Pengamat politik Afriadi Rosdi menangkap kesan PKS menganggap Prabowo Subianto tak laku dijual di Pilpres 2019. Pertama, PKS kemungkinan menganggap elektabilitas Prabowo-Sandi dalam mengejar ketertinggalan dari pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

"Jadi, partai-partai pendukung, termasuk PKS hanya akan menghabiskan energi jika mengampanyekan Prabowo," katanya.Kedua, partai pimpinan Sohibul Iman tersebut kemungkinan menganggap mengampanyekan Prabowo tidak ada manfaatnya. Bahkan, kemungkinan PKS menganggap mudaratnya lebih besar dibanding manfaatnya dalam kaitan dengan kebutuhan PKS menembus parliamentary threshold (PT)."Sepertinya, PKS menganggap mengampanyekan Prabowo hanya akan menguntungkan Gerindra, memperbesar perolehan suara Gerindra di pemilihan legislatif, sebaliknya menggerus suara PKS," ucapnya.
Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai sikap sejumah kader PAN di daerah yang enggan mengkampanyekan Prabowo-Sandi mengindikasikan ada persoalan di internal partai koalisi. Dilematisnya, jika figur pasangan capres kurang laku dijual di daerah tertentu maka justru akan menjadi beban bagi caleg dan partai pengusung. Apalagi jika pasangan calon dan timnya kerap membuat blunder politik, pasti akan semakin sulit memasarkan capresnya.

Persoalan lain yang membuat caleg PAN semakin tertekan karena kubu Prabowo-Sandi kerap mengalami blunder politik, misalnya kasus berita bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Selain itu, sejumlah narasi dari kubu Prabowo dan Sandiaga Uno yang cenderung sarkastis justru kerap menimbulkan sentimen negatif. “Ini bisa menjadi beban bagi para caleg pengusung Prabowo-Sandi,” katanya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6976 seconds (0.1#10.140)