Asal Usul Raden Patah, Pendiri Kesultanan Islam Demak Kelahiran Palembang Trah Majapahit

Jum'at, 22 Maret 2024 - 07:38 WIB
loading...
Asal Usul Raden Patah, Pendiri Kesultanan Islam Demak Kelahiran Palembang Trah Majapahit
Raden Patah atau Raden Fatah merupakan raja pertama kerajaan Islam Demak. Foto/Istimewa
A A A
Raden Patah atau Raden Fatah merupakan raja pertama kerajaan Islam Demak. Trah Majapahit ini lahir diPalembang yang menolak suksesi di wilayah Sumatera tersebut. Ada yang menyebut Raden Fatah hanyalah kaum rendahan.

Raden Patah merupakan putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Hanya saja, tentang siapa sesungguhnya raja Majapahit yang dimaksud, ada perbedaan pendapat.

Prof Dr Slamet Muljana dalam buku “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” menyebut Brawijaya yang dimaksud adalah Kertabumi, yang berkuasa antara tahun 1474-1478.

Secara urutan yang sepakati umumnya sejarawan, Kertabumi memang merupakan raja terakhir Majapahit. Sedangkan Agus Sunyoto dalam bukunya yang berjudul “Atlas Walisongo; Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah”.

Dalam buku itu dia menganggap Brawijaya Kertawijaya, yang dijuluki Brawijaya V dan berkuasa di Majapahit antara tahun 1447-1451. Menurutnya, sejumlah catatan sejarah mengatakan bahwa Brawijaya tersebut memiliki istri asal negeri Champa yang bernama Darawati.



Dengan demikian tidak diragukan lagi, bahwa Brawijaya yang dimaksud, adalah Prabu Kertawijaya.Sedangkan menurut “Carita Perwaka Caruban Nagari”, ibu Raden Fatah adalah seorang selir berketurunan China bernama Siu Ban Ci.

Dia adalah putri dari pasangan Tan Go Hwat dengan Siu Te Yo, penduduk Muslim China asal Gresik. Tan Go Hwat adalah seorang saudagar dan juga ulama yang dikenal dengan sebuatan Syeikh Bantong.

Tome Pires dalam “Suma Oriental” menegaskan bahwa pendiri Dinasti Demak yang bernama Pate Rodin (Raden Fatan), adalah cucu seorang masyarakat dari keturunan rendah Gresik.

Menurut Agus Sunyoto, asumsi bahwa Raden Fatah adalah keturunan dari orang rendahan bisa jadi karena merujuk pada ketentuan klasifikasi sosial masyarakat Jawa sebelum abad ke 16 Masehi.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2184 seconds (0.1#10.140)