Bincang Santai, Fatayat NU dan Perempuan Iran Bahas Isu Gender

Selasa, 09 Oktober 2018 - 21:24 WIB
Bincang Santai, Fatayat NU dan Perempuan Iran Bahas Isu Gender
Bincang Santai, Fatayat NU dan Perempuan Iran Bahas Isu Gender
A A A
JAKARTA - Pimpinan Pusat Fatayat NU menerima tamu istimewa dari Iran, Selasa (9/10/2018) sore. Bincang hangat ini didominasi oleh diskusi soal isu-isu perempuan, baik di Indonesia atau di Iran.

The Head of Charity Foundation for Special Disease, Fateema Hashemi mengatakan, Indonesia memiliki perempuan-perempuan berkualitas yang meningkat setiap tahunnya. Baginya, keterwakilan perempuan dalam semua sektor baik level nasional dan internasional adalah bentuk representasi peran perempuan.

Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini menyambut baik kunjungan tiga perempuan Iran ini sebagai simbol persahabatan. "Kesempatan bertukar pikiran dan pengalaman antar negara ini bisa jadi pelajaran yang luar biasa" ujarnya.

Anggia mengatakan, beberapa isu perempuan yang masih menjadi PR besar bagi Fatayat dan bangsa ini adalah tentang tingginya angka perkawinan di bawah umur. “Terutama tantangan yang terberat adalah regulasi yang masih melegalkan anak di usia 16 tahun untuk menikah,” katanya.

Di Iran, fenomena tersebut tak jauh beda. Angka praktik kawin anak cukup tinggi karena adanya regulasi usia yang lebih rendah dari Indonesia. Dari sisi perlindungan perempuan dan anak, isu ini cukup mendominasi selama diskusi.

Sementara itu, disinggung soal kesiapan International Young Moslem Woman Forum (IYMWF) 2018, Anggia menegaskan saat ini persiapan teknis sudah mencapai 80%. Dia menegaskan sudah ada tujuh narasumber asing yang mengkonfirmasi kedatangannya.

Selain itu peserta aktif yang lolos seleksi administrasi sebanyak 60 orang. Mereka ini dari dalam dan luar negeri. “Dan semua pihak yang terlibat adalah perempuan muslim muda dari lintas organisasi dan lintas negara,” jelasnya.

Ada lima tema besar yang didiskusikan yaitu leadership, pendidikan inklusif, pemberdayaan ekonomi, kesehatan perempuan dan media digital. Selain sesi seminar, forum ini juga dihiasi dengan pameran kebudayaan islam dari beberapa negara dan pertunjukan budaya selama forum berlangsung pada 24-28 Oktober 2018. Pada akhir forum peserta diajak untuk berkunjung ke PBNU, TMII, kunjungan ke pesantren. Forum internasional ini ditutup dengan deklarasi Poros Perempuan Muslim Muda Dunia.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3571 seconds (0.1#10.140)