BNPT Paparkan Fenomena Penyebaran Paham Radikal

Selasa, 21 Agustus 2018 - 09:24 WIB
BNPT Paparkan Fenomena Penyebaran Paham Radikal
BNPT Paparkan Fenomena Penyebaran Paham Radikal
A A A
JAKARTA - Penyebaran paham radikalisme yang memiliki makna negatif seperti intoleransi, anti-NKRI, anti-Pancasila dan penyebaran paham-paham takfiri menimbulkan keprihatinan.

Untuk memberikan pemahaman tentang itu, Kepala Badan Nasional Penangguangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius hadir berbicara di hadapan para guru besar, pejabat struktural dan sekitar 400 mahasiswa baru di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), Senin 20 Agustus 2018.

Pada sesi pertemuan dengan guru besar dan pejabat struktural FEB UI, Suhardi memberikan penjelasan dengan memberikan contoh agar para pejabat FEB UI mempunyai pemahaman utuh tentang bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

“Lalu kita perlihatkan juga fakta-faktanya yang sudah terjadi dan kemudian kita beri tahu modus-modus operandi seperti apa, khususnya dalam entry point mereka dalam penerimaan mahasiswa baru seperti sekarang ini,” ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Tidak hanya itu, Suhardi juga menjelaskan tentang penanganan radikalisme. Tujuannya agar pihak dekan dengan seluruh perangkatnya bisa memberikan perhatian khusus kepada calon mahasiswa baru.

“Pihak fakultas harus bisa mengidentifikasi dan melaporkan jika menemukan setiap fenomena dan gejala-gejala yang tidak bagus dalam proses belajar mengajar yang ada di lingkungan pendidikan khususnya FEB ini. Kami harap pihak dekan punya treatment -treatment sehingga mereka bisa saling mengingatkan,” tuturnya.

Suhardi juga berjanji untuk membantu pihak FEB UI jika dikemudian hari menemukan hal-hal seperti yang dijelaskannya, namun belum dapat diselesaikan oleh pihak FEB UI.

“Kita selalu siap setiap saat untuk membantu FEB. Bukan hanya FEB saja, tapi termasuk UI pada umumnya dan perguruan tinggi di Indonesia lainnya pada umumnya untuk bisa sharing terkait masalah ini,” tutur mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri ini.

Menurut dia, penjelasan tentang bahaya radikalisme menjadi bekal bagi FEB UI dalam upaya membentengi lingkungan perguruan tinggi dari penyebaran paham radikal yang bersifat negatif. “Sekarang mereka punya perspektif lebih lengkap karena beliau-beliau adalah kaum akademisi,” tuturnya.

Saat sesi pembekalan terhadap para mahasiswa baru FEB UI, Suhardi mengapresiasi para mahasiswa baru yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.

“Itu sangat bagus. Mereka harus diberikan pemahaman. Kenapa pertanyaan itu muncul? Karena rasa keingintahuannya tinggi. Nah, kita memberikan jawaban agar mereka mempunyai pemahaman yang benar juga,” ujanrya.

Sementara itu, Dekan FEB UI Ari Kuncoro mengatakan, penjelasan Kepala BNPT untuk menjawab keprihatinan para akademisi, khususnya di lingkungan FEB UI mengenai berkembangnya paham radikalisme di lingkungan perguruan tinggi.

“Dengan penjelasan lengkap dari Kepala BNPT tadi maka kita ingin mencegahnya langsung dari sumbernya bahwa yang namanya radikalisme dan terorisme itu asalnya dari intoleransi,” ujar Ari Kuncoro.

Dia mengamati selama 10 tahun terakhir, berbagai pihak mungkin tidak lagi mempedulikan pelajaran-pelajaran yang sangat penting untuk menguggah rasa kebangsaan, seperti yang pernah dia dapatkan saat di bangku sekolah, seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan mata kuliah Pancasila serta Kewiraan saat menempuh bangku kuliah.

“Selama ini kita menggantinya dengan mata kuliah lain yang isinya barang kali perlu kita tinjau lagi. Karena kita sebagai bangsa yang majemuk, salah satu syarat untuk setiap kita bisa eksis itu adalah toleransi,” ujarnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7167 seconds (0.1#10.140)