Sosok Dua Penyandang Disabilitas Lolos Rekrutmen Calon Anggota Polri Jalur SIPSS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua penyandang disabilitas dinyatakan lolos seleksi Calon Siswa (Casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri Tahun Anggaran 2024. Mereka adalah Damara Prisma Suganda seorang peserta tuna daksa yang memiliki kelainan pada tangan kanannya dan Hemriadi yang mengalami kebutaan di mata kirinya.
"Saat ini ada dua penyandang disabilitas yang masuk calon siswa atas nama Damara dan Hemriadi. Di Asia ini baru pertama kali kebijakan Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) ini kita eksekusi langsung penerimaan Anggota Polri Tahun 2024 (Dari Penyandang Disabilitas)," kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
"Ini sejarah Polri yang memang ramah, membuka peluang dan kesempatan yang sama seperti diatur UU Nomor 8 Tahun 2016. Langkah awal yang dilakukan adalah maping dulu kepada para penyandang disabilitas yang sudah bekerja di lingkungan Polri, khususunya dokter dan juga sebagai operator komputer," tambahnya.
Damara Prisma Suganda merupakan disabilitas tuna daksa yang memiliki kelainan pada tangan kanannya. Ia tak pernah menyerah apalagi merasa minder dalam menjalankan aktivitas hari-harinya. Terbukti, cita-citanya untuk menjadi Anggota Polri sudah di depan mata, usai dirinya dinyatakan lolos untuk seleksi ke tingkat pusat.
"Saya dapat informasi ada penerimaan SIPSS dan saya mencoba untuk mendaftar. Dan senang bisa lanjut sampai tahap ini. Saya ikuti tes jasmani lari 12 menit dan juga push up serta lainnya," kata Damara Alumnus SMPN 2 Mojolaban, Sukoharjo.
Prestasi Damara sebelum mengikuti SIPSS Polri, Ia sukses menjadi Juara 2 dan 3 Atletik Lari Tingkat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng). Bahkan sehari-harinya ia melakukan aktivitas dengan satu tangan, termasuk mengetik, menulis dan juga mengendarai motor.
"Saya bisa melakukan semuanya dengan satu tangan. Saya bisa mengetik, menulis dan juga mengendarai motor dengan tangan kiri saya," ungkap Alumnus SMA Veteran I Sukoharjo ini.
"Dengan sampai tahap ini bisa masuk polisi, saya berharap jenjang karir saya lebih baik ke depannya. Saya bangga dan sangat berterimakasih kepada Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) yang memberikan kesempatan pada kami (Disabilitas) untuk ikut SIPSS tahun 2024 ini. Berharap kedepannya lebih banyak lagi difabel yang mendapat kesempatan ini," tambah Damara.
Hemriadi disabilitas yang mengalami kebutaan pada mata kirinya merupakan seorang dokter PHL di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat. Ia juga pernah menjadi relawan saat gempa Mamuju tahun 2020 silam dan vaksinator saat Pandemi Covid-19 lalu.
Hemriadi juga bangga sampai akhirnya bisa masuk menjadi bagian Polri dengan keterbatasan yang dimilikinya.
"Keterbatasan saya pada lapang pandang saya. Mata kiri saya memang tidak melihat jadi hanya menggunakan insting saja. Tapi untuk tes ketajaman penglihatan, jarak 6 meter masih bisa terlihat. Dan ini bisa saya lalui. Untuk mata kanan saya normal. Secara fisik ada batasan dari diri saya, tapi saya bisa beradaptasi dan tidak terganggu," tutur Hemriadi.
"Harapan saya dangan seleksi yang sudah sampai ke pusat ini, saya berharap saya bisa masuk lolos. Harapan saya ke depan jenjang karir saya semakin baik. Saya bangga dan sangat berterima kasih kepada Bapak Kapolri telah diberi kesempatan pada kami yang khususnya disabilitas, diberi kesempatan masuk Polri lewat jalur disabilitas. Saya mengucapkan terimakasih," tutup Hemriadi.
"Saat ini ada dua penyandang disabilitas yang masuk calon siswa atas nama Damara dan Hemriadi. Di Asia ini baru pertama kali kebijakan Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) ini kita eksekusi langsung penerimaan Anggota Polri Tahun 2024 (Dari Penyandang Disabilitas)," kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
"Ini sejarah Polri yang memang ramah, membuka peluang dan kesempatan yang sama seperti diatur UU Nomor 8 Tahun 2016. Langkah awal yang dilakukan adalah maping dulu kepada para penyandang disabilitas yang sudah bekerja di lingkungan Polri, khususunya dokter dan juga sebagai operator komputer," tambahnya.
Damara Prisma Suganda merupakan disabilitas tuna daksa yang memiliki kelainan pada tangan kanannya. Ia tak pernah menyerah apalagi merasa minder dalam menjalankan aktivitas hari-harinya. Terbukti, cita-citanya untuk menjadi Anggota Polri sudah di depan mata, usai dirinya dinyatakan lolos untuk seleksi ke tingkat pusat.
"Saya dapat informasi ada penerimaan SIPSS dan saya mencoba untuk mendaftar. Dan senang bisa lanjut sampai tahap ini. Saya ikuti tes jasmani lari 12 menit dan juga push up serta lainnya," kata Damara Alumnus SMPN 2 Mojolaban, Sukoharjo.
Prestasi Damara sebelum mengikuti SIPSS Polri, Ia sukses menjadi Juara 2 dan 3 Atletik Lari Tingkat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng). Bahkan sehari-harinya ia melakukan aktivitas dengan satu tangan, termasuk mengetik, menulis dan juga mengendarai motor.
"Saya bisa melakukan semuanya dengan satu tangan. Saya bisa mengetik, menulis dan juga mengendarai motor dengan tangan kiri saya," ungkap Alumnus SMA Veteran I Sukoharjo ini.
"Dengan sampai tahap ini bisa masuk polisi, saya berharap jenjang karir saya lebih baik ke depannya. Saya bangga dan sangat berterimakasih kepada Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) yang memberikan kesempatan pada kami (Disabilitas) untuk ikut SIPSS tahun 2024 ini. Berharap kedepannya lebih banyak lagi difabel yang mendapat kesempatan ini," tambah Damara.
Hemriadi disabilitas yang mengalami kebutaan pada mata kirinya merupakan seorang dokter PHL di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat. Ia juga pernah menjadi relawan saat gempa Mamuju tahun 2020 silam dan vaksinator saat Pandemi Covid-19 lalu.
Hemriadi juga bangga sampai akhirnya bisa masuk menjadi bagian Polri dengan keterbatasan yang dimilikinya.
"Keterbatasan saya pada lapang pandang saya. Mata kiri saya memang tidak melihat jadi hanya menggunakan insting saja. Tapi untuk tes ketajaman penglihatan, jarak 6 meter masih bisa terlihat. Dan ini bisa saya lalui. Untuk mata kanan saya normal. Secara fisik ada batasan dari diri saya, tapi saya bisa beradaptasi dan tidak terganggu," tutur Hemriadi.
"Harapan saya dangan seleksi yang sudah sampai ke pusat ini, saya berharap saya bisa masuk lolos. Harapan saya ke depan jenjang karir saya semakin baik. Saya bangga dan sangat berterima kasih kepada Bapak Kapolri telah diberi kesempatan pada kami yang khususnya disabilitas, diberi kesempatan masuk Polri lewat jalur disabilitas. Saya mengucapkan terimakasih," tutup Hemriadi.
(maf)