PAN Nilai Penunjukan Ulama sebagai Cawapres Sebuah Blunder

Sabtu, 11 Agustus 2018 - 12:21 WIB
PAN Nilai Penunjukan Ulama sebagai Cawapres Sebuah Blunder
PAN Nilai Penunjukan Ulama sebagai Cawapres Sebuah Blunder
A A A
JAKARTA - Menjelang deklarasi calon presiden (Capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (Cawapres) Sandiaga Salahudin Uno pada Kamis (9/8) malam, beredar isu yang Sandiaga memberikan mahar Rp500 miliar kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk membeli tiket cawapres.

Wasekjen PAN, Erwin Izharuddin menilai ucapan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief adalah sebuah strategi dengan maksud agar pihak oposisi batal menunjuk Sandi sebagai cawapres.

"Menurut saya pribadi itu mungkin hanya strategi dimana Sandiaga Uno memang sudah kita gadang-gadangkan maju. Dengan adanya ini, partai oposisi mengira Sandiaga Uno enggak akan diambil, yang diambilnya itu ulama," ujar Erwin dalam diskusi Radio Sindo Trijaya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (11/8/2018).

Erwin menuturkan, penunjukan ulama sebagai cawapres seperti yang dilakukan oleh capres petahana Joko Widodo (Jokowi) merupakan sebuah blunder, karena permasalahan saat ini yaitu terkait perekonomian rakyat.

"Maka lahirnya kubu sebelah ngambil ulama, sebenarnya ini jebakan batman. Karena kita harusnya Indonesia ini yang ngerti ekonomi, bukan ulama agar kita dapat mengcreate pengusaha di Indonesia yang banyak seperti Singapura dan ini tugasnya Sandi. Kalau Prabowo itu membawa ide-ide dan gagasan untuk Indonesia ke depan," imbuhnya.

Maka dari itu, lanjut Erwin setelah banyak pertimbangan politik koalisi akhirnya menunjuk Sandi sebagai pendamping Prabowo. "Akhirnya orang enggak akan menyangka pihak kita enggak usung ulama, karena kita yang usulkan capres dan cawapres kita diusungkan oleh ulama, bukan presiden yang milih ulama. Jadi beda itu," jelasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2474 seconds (0.1#10.140)