EPHON CBR, Inovasi Diagnosa Aktivitas Jatung Karya Mahasiswa UMY

Selasa, 10 Juli 2018 - 20:39 WIB
EPHON CBR, Inovasi Diagnosa Aktivitas Jatung Karya Mahasiswa UMY
EPHON CBR, Inovasi Diagnosa Aktivitas Jatung Karya Mahasiswa UMY
A A A
YOGYAKARTA - Penyakit jantung (cardiovascular diseases) hingga saat ini masih sulit dideteksi dan menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur. Bahkan jumlahnya cenderung meningkat setiap tahun.

Hal ini mendorong tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinovasi menciptakan alat pemeriksaan jantung portabel yang memadukan electrocardiograph (ECG) dan phonocardiograph (PCG). Sehingga dapat untuk memeriksa secara berkala terhadap aktivitas jantung.

Alat yang diberinama Electrophonocardigraph Berbasis Rapsberry (EPHON CBR) ini dikembangkan oleh Dede Widiyanto dan Ida Listiyani, mahasiswa Teknik Elektromedik angkatan 2015 serta Fahmy Abdul Haq, mahasiswa Pendidikan dokter angkatan 2014. Inovasi yang lahir melalui program kreativitas mahasiwa bidang karsa cipta (PKM KC) ini pun berhasil memperoleh dana hibah penelitian dari Dikti.

“EPHON CBR ini merupakan inovasi sebagai solusi yang mempermudah proses pemeriksaan kondisi jantung,” ujar Ketua Tim Pengembangan EPHON CBR Dede Widiyanto di kampus setempat, Selasa (10/7/2018).

Dede menjelaskan selama ini ECG bekerja dengan mendiagnosa aktivitas elektrik dari tubuh untuk memeriksa kesehatan jantung. Sedangkan PCG merupakan stetoskop elektronik yang fungsinya hampir sama dengan stetoskop biasa yaitu teknik pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi akibat getaran aktivitas jantung dan gangguan pada aliran darah dalam jantung.

Dimana Alat diagnosa tersebut umumnya bekerja secara terpisah dan belum terintegrasi sehingga diagnosa yang dihasilkan kurang lengkap. “Dari sini kemudian ide untuk EPHON CBR muncul sebagai alat diagnosa jantung yang terintegrasi,” kata Dede.

Menurut Dede, selain mampu merekam aktivitas bioelektrik jantung dan bunyi jantung sekaligus yang dilakukan secara real-time, alat ini juga memiliki fitur untuk menyimpan data hasil diagnosa untuk dapat dianalisa lebih lanjut nantinya.

“Termasuk dengan desain alat yang compact, portabl , dan sederhana juga mudah digunakan,” jelasnya.

Anggota Tim Pengembangan EPHON CBR, Fahmy Abdul Haq menambahkan alat ini dapat menjadi solusi bagi petugas medis yang bekerja di daerah yang tertinggal, perbatasan dan kepulauan untuk membantu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah tersebut. Karena umumnya fasilitas kesehatan di wilayah tersebut masih kurang sehingga diharapkan alat ini dapat membantu mobilitas dari petugas medis dalam beraktivitas.

“Kami berharap agar alat ini dapat membantu program pemerintah dalam melakukan pemerataan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9280 seconds (0.1#10.140)