Genjot Kinerja Ritel

Sabtu, 07 Juli 2018 - 07:30 WIB
Genjot Kinerja Ritel
Genjot Kinerja Ritel
A A A
PENJUALAN ritel mulai menggeliat lagi yang sempat meng­alami kelesuan sepanjang tahun lalu. Penjualan ritel di­pre­diksi meningkat hingga 15% hingga akhir tahun ini.

Pro­yeksi tersebut sebagaimana diungkapkan Penasi­hat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Handaka Santosa didasarkan pada peningkatan penjualan pada momen Lebaran lalu. Se­lain itu, terdapat dua kegiatan besar yang akan mewarnai se­mes­ter kedua tahun ini, yakni Asian Games dan pertemuan in­ter­na­sio­nal IMF-World Bank.

Walau optimistis penjualan ritel bakal ramai la­gi, pihak Aprindo tetap menorehkan catatan, yakni sepanjang pe­me­rintah tetap menjaga suasana perdagangan tetap kondusif. Jadi, tum­buh tidaknya penjualan ritel tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kebijakan pemerintah.

Pada momentum Lebaran lalu, data terbaru Aprindo me­nun­juk­kan penjualan ritel meningkat sekitar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana didominasi dari sektor pakaian yang men­capai sekitar 60%.

Tak bisa dipungkiri bahwa motor penggerak da­ya beli masyarakat dikerek oleh dua hal, yakni pemberian tun­jang­an hari raya (THR) dan penerbitan gaji ke-13 bagi pegawai negeri si­pil (PNS). Adapun peningkatan penjualan ritel tertinggi tetap di­du­duki Pulau Jawa yang mencapai sekitar 45%, lalu diikuti Sumatera, Su­lawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.

Memang, keputusan pemerintah memberikan THR dan gaji ke-13 bagi PNS sebuah langkah positif dalam mendorong pertumbuh­an ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini lebih tinggi lagi. Apa­lagi besaran THR tidak didasarkan pada gaji pokok melainkan se­­besar satu kali gaji penuh alias take home pay.

Sehubungan itu, Pe­ne­liti Senior Center of Reform on Economic, Mohammad Faisal, mem­prediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan kedua t­a­hun ini akan bertengger di level 5,1%. Bahkan prediksi per­tum­buh­an ekonomi versi ekonom Bank Permata, Josua Pardede, lebih ting­gi lagi pada kisaran 5,2% dengan alasan selain jatah THR yang be­sar, juga didukung libur panjang selama Lebaran.

Sejak empat bulan terakhir, Menteri Perdagangan (Mendag) Eng­gar­tiasto Lukita mengklaim bisnis ritel kembali menggeliat, mu­lai ri­tel pakaian, makanan, dan minuman hingga beberapa sek­tor ritel lain. Ha­nya saja, peningkatan penjualan sektor ritel masih di­dominasi P­u­lau Jawa, karena itu Mendag bertekad bagaimana mem­perluas pasar ri­tel di luar Pulau Jawa. Hal ini menjadi tantangan ter­sendiri bagi pe­me­rintah untuk negeri yang luas dengan jumlah pen­duduk mencapai 260 juta jiwa.

Beberapa kendala klasik masih te­tap mewarnai se­pan­jang masa pemerintahan Presiden Joko Wi­do­do (Jokowi), di an­t­a­ra­nya pendistribusian barang ke luar Pulau Jawa ma­sih menjadi momok se­rius, terutama di kawasan timur In­do­ne­sia. Untuk memecah ke­bun­t­u­an itu pemerintah telah meluncurkan pro­g­ram Tol Laut, selain me­lancarkan pendistribusian barang juga bermaksud menekan harga yang sangat timpang antara wilayah ba­rat dan timur.

Sekadar menyegarkan ingatan, bisnis ritel terutama yang ber­ba­sis konvensional mengalami musim gugur atau gulung tikar sepan­jang tahun lalu. Tengok saja sektor ritel makanan dan minuman d­i­tan­dai dengan tumbangnya 7-Eleven, lalu sektor ritel pakaian se­per­ti Ramayana dan Matahari telah menutup sejumlah gerai untuk ­ber­ba­gai wilayah di Indonesia. Peritel asing pun yang selama ini bisn­is­nya aman-aman saja juga kena badai, di antaranya Lotus dan De­ben­hams dengan menutup gerai yang ada di negeri ini.

Lalu sejauh mana prospek kinerja bisnis ritel tahun ini, apakah per­tumbuhan sekitar 15% yang diprediksi pihak Aprindo bisa terea­li­sasi dengan mulus? Ada baiknya menyimak data Aprindo yang me­nampilkan bahwa sepanjang kuartal satu 2018, kinerja sektor ritel ma­sih melemah bahkan pada dua bulan awal tahun ini sempat lebih ren­dah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Namun, se­iring perjalanan waktu kinerja sektor ritel berangsur mulai mem­baik. Kecenderungan membaiknya kinerja sektor ritel saat ini ada­lah sebuah momentum bagi pemerintah untuk menggenjot lebih ken­cang lagi, mengingat sektor ritel merupakan salah satu motor per­tumbuhan ekonomi nasional.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6839 seconds (0.1#10.140)