Sistem Transportasi Laut Amburadul

Kamis, 05 Juli 2018 - 14:07 WIB
Sistem Transportasi Laut Amburadul
Sistem Transportasi Laut Amburadul
A A A
JAKARTA - Kalangan DPR menyayangkan insiden maut KM Lestari Maju di perairan Selayar, Sulawesi Selatan. Kecelakaan ini menambah duka yang belum tuntas setelah sebelumnya KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara yang sampai saat ini 180 penumpang belum ditemukan.

”Pertama, saya turut belasungkawa atas kecelakaan KM Lestari Maju di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan. Semoga para keluarga korban diberikan kesabaran. Saya membaca di berita, sudah 36 korban tewas. Kita berharap jumlahnya tak bertambah lagi, dan para korban yang selamat bisa segera diberikan pelayanan dan jaminan pembiayaan perawatan dari pemerintah,” ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, kejadian tragis ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk segera membenahi sistem transportasi laut yang amburadul. Pembangunan poros maritim yang kerap dibanggakan, kata dia, faktanya masih belum memberikan jaminan keamanan memadai untuk transportasi kapal penumpang. Artinya, bisa jadi poros maritim selama ini hanya jargon saja, tidak dirancang dan dikerjakan serius.

”Sebagai negara kepulauan, sudah semestinya perhatian terhadap jaminan keselamatan kapal penumpang menjadi prioritas pemerintah. Jangan hanya fokus pada transportasi darat dan pembangunan jalan tol. Perlu dipikirkan secara serius pelayanan transportasi air, baik laut, danau, dan sungai,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, kandasnya KM Lestari Maju di Perairan Selayar seharusnya bisa dihindari jika pemerintah melihat angka kecelakaan laut yang trennya meningkat. Data Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat pada 2014 ada tujuh kecelakaan kapal laut. Angka ini bahkan terus meningkat.

Pada 2015 ada 11 kecelakaan, 2016 ada 18 kecelakaan, dan 2017 ada 34 kecelakaan. Ini bukan perkembangan baik. Peningkatan jumlah kecelakaan, mengesankan seperti adanya pembiaran yang lama pada keselamatan dan keamanan kapal penumpang.

”Dengan kejadian ini, Kementerian Perhubungan perlu dan harus segera membenahi penataan sistem dan infrastruktur transportasi laut. Begitu pun dengan sistem pengawasan terhadap kondisi sarana kapal yang wajib taat prosedur. Dalam kasus KM Sinar Bangun kemarin, misalnya, bagaimana bisa kapal yang tak memiliki manifes diizinkan berlayar? Itu semua menunjukkan pengawasan sektor transportasi laut memang sangat minim,” ucap Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.

Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Tim SAR bekerja all out mencari dan menemukan korban hilang dari tragedi tenggelamnya KM Lestari Maju. ”Kalau memang dianggap perlu, pimpinan DPR mendorong Tim SAR berkoordinasi dengan pihak lain yang kompeten untuk menolong para korban,” ucapnya.

Menurut dia, agar tragedi ini tidak berulang, Kementerian Perhubungan harus segera membenahi manajemen pada semua pelabuhan. ”Demi keselamatan, disiplin harus ditegakkan tanpa kompromi. Ketentuan atau teknis persyaratan kapal angkutan penumpang pun harus dipenuhi,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut insiden karamnya KM Lestari Maju akibat kelebihan muatan. Hal itu diketahui berdasarkan manifes penumpang tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang dievakuasi tim SAR. ”Di data manifes terdapat 139 penumpang, sedangkan sampai saat tim SAR gabungan telah melakukan evakuasi korban sebanyak 202 orang,” ungkap Budi.

Dia menyebut terdapat indikasi bahwa jumlah penumpang KM Lestari Maju yang karam di laut Selayar tersebut melebihi dari manifes yang ada. ”Ini jelas petugas telah melanggar undangundang. Tentunya kami akan memberikan sanksi,” katanya.Sementara itu, Polres Kepulauan Selayar telah mengamankan nakhoda Kapal Motor (KM) Lestari Maju, Agus Sutanto, kemarin. Dia diamankan pascainsiden kandasnya KM Lestari hingga menewaskan puluhan orang di Perairan Pa’boddian, Desa Bongaya, Kecamatan Bontomatene, Selayar, Selasa (3/7) lalu. Hingga kemarin, total korban meninggal dunia yang terdata di Rumah Sakit KH Hayyung Kabupaten Selayar mencapai 36 orang.
Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Syamsu Ridwan mengungkapkan, pihaknya sedang fokus mengevakuasi korban sebelum penyelidikan dilakukan. Namun, nakhoda kapal diamankan sementara untuk proses penyelidikan lebih jauh.

”Polres akan melakukan penyelidikan. Tapi, kita fokus dulu evakuasi korban. Yang jelas, nakhoda diamankan guna proses pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

Kepala Syahbandar Bulukumba, Zainuddin mengatakan, informasi tentang perbedaan jumlah penumpang KM Lestari Maju di manifest dengan lapangan masih simpan siur.

Hanya menurut dia, di manifest terdaftar sebanyak 139 orang kemudian ditambah ABK sekira 20 orang, sehingga jumlah di atas mencapai 159 orang. (Mula Akmal/ Marhawanti Sehe/ Suwarny Dammar)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5085 seconds (0.1#10.140)