Fadli Zon Nilai Pemerintah Gagal Atasi Kemacetan Mudik Lebaran

Kamis, 21 Juni 2018 - 10:57 WIB
Fadli Zon Nilai Pemerintah Gagal Atasi Kemacetan Mudik Lebaran
Fadli Zon Nilai Pemerintah Gagal Atasi Kemacetan Mudik Lebaran
A A A
JAKARTA - Kemacetan panjang hingga puluhan kilometer di jalur Tol Cikampek dan Cipali pada mudik Lebaran 2018 mendapat perhatian khusus Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Dia menyatakan, masih parahnya kemacetan parah pada arus mudik dan arus balik menandakan pemerintah gagal kelola kemacetan mudik tahun ini. Di sisi lain juga menunjukkan pembangunan jalan tol ternyata tak efektif atasi kemacetan.

“Dari pemberitaan media dan laporan rekan-rekan yang mudik, kemacetan parah masih tetap terjadi di sejumlah ruas tol. Baik pada arus mudik maupun arus balik. Di tol Cikampek pada H-2 Idul Fitri, misalnya, terjadi kemacetan parah hingga 30 kilometer. Kemacetan lebih parah terjadi di ruas tol Cipali mencapai 42 kilometer. Begitu pula pada arus balik. Kemacetan sama parahnya terjadi pada ruas tol tersebut,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini lewat rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (21/6/2018).

Menurutnya, kemacetan parah di sejumlah ruas tol menandakan pemerintah belum berhasil antisipasi mudik Lebaran. Klaim keberhasilan terlalu dini yang digembar-gemborkan di media ternyata tak sesuai realita. Ini menunjukkan pembangunan sejumlah ruas tol baru yang selalu dibanggakan pemerintah bukan solusi akhir.

"Pembangunan infrastruktur jalan bagus-bagus saja, tapi belum tentu dapat atasi kemacetan. Pemerintah juga harus menghitung jumlah mobil dengan kapasitas jalan dan pemenuhan pelayanan standar lainnya," jelasnya.

Dia menilai, rekayasa lalulintas berupa contra flow juga tak maksimal mencegah atau sekadar mengurai kemacetan. Padahal, contra flow yang diberlakukan sudah sangat panjang. Bahkan bisa jadi penerapan contra flow kali ini terpanjang dalam sejarah Indonesia. Contra flow juga mengganggu masyarakat pengguna tol reguler yang tak tahu kebijakan ini.

“Jelas masyarakat dirugikan karena harus membayar tarif tol mahal, namun tetap merasakan kemacetan. Sementara itu, pengelola jalan tol mendapat keuntungan besar karena volume kendaraan yang tinggi. Seharusnya jalan tol adalah jalan bebas hambatan dan mempermudah perjalanan,” tegasnya.

Masih kata Fadli Zon, meski tarif tol terus naik pengelola jalan tol kerap abai terhadap penyesuaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Berdasarkan pemeriksaan BPK 2017, ada sejumlah temuan pemenuhan SPM jalan tol yang tak memadai.

Seperti belum adanya SOP pemeriksaan pemenuhan SPM yang lengkap, tak adanya penetapan standar penggunaan kecepatan tempuh rata-rata, dan beberapa ruas tol ditemukan masih tak penuhi indikator jumlah antrean kendaraan dan kecepatan tempuh minimal rata-rata. Mestinya pemerintah instruksikan BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) fokus perbaiki kekurangan tersebut. "Kalau SPM ini ditangani, kemacetan parah dalam momen mudik lebaran bisa diperbaiki," ucapnya.

Dia menambahkan, kemacetan parah juga menandakan kegagalan pemerintah memprediksi puncak kemacetan. Menurutnya, ini aspek nonteknis yang tak kalah penting. Melesetnya prediksi arus puncak, baik mudik maupun balik, sangat dipengaruhi ketidaktegasan pemerintah ketika memutuskan lamanya cuti bersama Lebaran. Akibatnya, sejumlah perusahaan swasta terpaksa menggeser libur Lebaran untuk karyawan mereka.

“Pemerintah perlu memikirkan konsep yang lebih matang dalam mengelola mudik Lebaran. Baik BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) maupun BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) harus menuntaskan Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol. Jangan sampai masyarakat pengguna jalan tol kembali dirugikan, membayar tarif yang makin mahal untuk pelayanan yang makin buruk,” pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3120 seconds (0.1#10.140)