Pendekatan Hati Ala Zairin Noor, Efektif Cegah Radikalisme

Selasa, 12 Juni 2018 - 15:16 WIB
Pendekatan Hati Ala Zairin Noor, Efektif Cegah Radikalisme
Pendekatan Hati Ala Zairin Noor, Efektif Cegah Radikalisme
A A A
JAKARTA - Tekad calon Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Zairin Noor untuk bekerja dengan hati diyakini menjadi kunci kemajuan bagi universitas tertua di Kalimantan tersebut. Bahkan dengan pendekatan itu pula, ULM akan efektif mencegah radikalisme yang saat ini menjadi momok bagi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

“Pendekatan dengan hati sangat efektif menangkal radikalisme. Sebab output pendekatan tersebut adalah, akan mencegah setiap orang yang ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani,” ujar anggota Komisi I DPR, Syaifullah Tamliha dalam keterangannya kepada SINDOnews, Selasa (12/6/2018).

Menurut Syaifullah, pendekatan hati seperti yang dikemukakan Zairin Noor memang sangat relevan. Pendekatan itu akan mendukung kompetensi keilmuan dan kepemimpinan yang dimiliki, agar ULM bisa menjadi perguruan tinggi unggul.

“Ini adalah pendekatan yang benar. Sebab dalam Alquran, semua orang memang harus mengedepankan hati. Termasuk dalam pendidikan, politik, usaha, dan kepemimpinan,” imbuh Syaifullah.

Pendekatan hati memang diucapkan Zairin saat menyampaikan visi dan misi akhir Mei lalu. Menurut Zairin, Rektor ULM harus mempunyai cinta dan kasih, serta keteladanan, amanah, inspiratif, dan humanis.

Psikolog kenamaan Tika Bisono juga sependapat. Bahkan Tika mengatakan, harusnya semua rektor di Indonesia bekerja berdasarkan hati. “Secara psikologis, pendekatan hati adalah humanistik dan mengandalkan kecerdasan otak. Pendekatan ini akan memanusiakan seluruh civitas academica, sehingga berdampak sangat positif,” kata Tika di Jakarta kemarin.

Itulah sebabnya, menurut Tika, Menrsitek Dikti mau tidak mau memang harus memilih calon rektor yang mengedepankan pendekatan hati. Sebab, pendekatan ini adalah pembeda, karena dari sisi kompetensi, tentu semua calon tidak perlu diragukan lagi.

Zairin Noor sendiri juga memiliki kemampuan profesi, kepemimpinan, dan pengalaman yang sangat teruji. Sebelum menjadi Dekan Fakultas Kedokteran ULM periode 2017-2020, putra daerah Banjarmasin tersebut sudah menjalani karier selama 30 tahun. Pada 1988, Zairin bekerja sebagai staf dokter di SMF Bedah RSUD Uli Banjarmasin. Kariernya terus menanjak, sehingga pernah dipercaya menjadi Ketua Komite Medik RSUD Ulin 2003-2006, Ketua Indonesian of Osteoprosis Association 2003-2006, Kepala Bagian Bedah FK Universitas Lambung Mangkurat 2009-2012, dan Wakil Dekan FK ULM 2012-2016.

Selama berkarier, Zairin juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar, baik di dalam dan luar negeri. Di antaranya, Orthopedic Fellow, Department of Orthopaedic Chonnam University Hospital, Gwang Ju, Korea (1994), Lee/Show Foundation Orthopaedic Fellow Attached to Dept of Orthopaedic Surgery-National University Hospital, Singapura (1995), Syracuse University of New York, Health Science Center, New York (1998), dan lain sebagainya.

Zairin juga aktif di berbagai organisasi, termasuk di luar negeri. Di antaranya, Indonesian Spine Society, Asean Orthopaedic Association, Asia Pacific Orthopaedic Associaton, American Academy of Orthopaedic Surgeons, American Federation of Spine Association (FOSA), Societe Internationale de Chirurgie Orthopedique et de Traumatologie (SICOT), dan masih banyak lagi.

Sebagai dokter yang juga akademisi, Zairin sudah banyak menulis buku dan jurnal, termasuk di antaranya dengan ruang lingkup internasional. Di antaranya, Osteorporosis International with Other Metabolic Bone Diseases, Hong Kong.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7496 seconds (0.1#10.140)