Ketika Megawati Kenang Romantisme Surat Menyurat

Jum'at, 01 Juni 2018 - 16:14 WIB
Ketika Megawati Kenang Romantisme Surat Menyurat
Ketika Megawati Kenang Romantisme Surat Menyurat
A A A
JAKARTA - PT Pos Indonesia bagi Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri adalah perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, meski PT Pos merupakan badan usaha miliki negara (BUMN), tidak bisa penilaian terhadap perusahaan pelat merah ini sekadar dari sisi keuntungan finansial.

Berdasarkan fakta sejarah, kantor Pos memiliki peran penting bagi kemerdekaan suatu bangsa, dan tentu tidak hanya di Indonesia. “Di negara mana pun, termasuk di Amerika dan Jepang yang teknologinya sudah maju, keberadaan pos tetap dipertahankan," kata Megawati di Gedung Museum Filateli, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu sangat mengharapkan pihak terkait memberikan dukungan untuk kemajuan PT Pos sebagai salah satu bagian dari pertahanan dan kedaulatan negara. Di Museum Filateli, Megawati sekaligus meluncurkan perangko peringatan 73 tahun lahirnya Pancasila dan sampul surat bertuliskan Tjamkan Pantja Sila.

Selain itu juga diluncurkan Buku Pidato Muhammad Yamin pada 5 Juni 1958. Acara tersebut dipersembahkan Jas Merah. "Kita bangsa indonesia harus punya jati diri, tidak ada pemikiran tentang SARA, semua satu padu Indonesia," katanya.

Megawati juga bercerita PT Pos Indonesia yang dulu bernama PTT (Pos, Telegrap dan Telekomunikasi) memiliki sejarah tersendiri bagi dirinya. “Saya ingat kecil beli surat dan perangko minta tolong ke gedung ini bekas peninggalan Belanda untuk membeli surat dan perangko. Dekat dari Istana, ketika saya remaja,” kata Megawati disambut tawa hadirin.

Dia pun menuturkan surat pos begitu romantis karena di kertas surat bisa menyampaikan pesan-pesan romantis, tidak seperti sekarang serba instan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti media sosial.

Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsih Wahyu Setijono mengatakan, PT Pos merupakan jejaring pertahanan dan keamanan nasional. Bukan hanya melalui kode pos, tetapi juga sedang terus diperjuangkan dibangunnya tugu pos, terutama di pulau-pulau terluar sebagai bagian dari menjaga kedaulatan teritorial wilayah NKRI.

Sementara itu, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Mustari Irawan, berharap kerja sama antara ANRI dengan PT Pos dapat terus berlangsung sebagai bagian membangun jaringan nasional untuk kepentingan menjaga memori kolektif bangsa terhadap sejarah yang tersimpan dalam arsip nasional.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7376 seconds (0.1#10.140)