Namanya Masuk Daftar Mubalig, Mahfud MD: Saya Tak Tahu Kriterianya

Senin, 21 Mei 2018 - 11:17 WIB
Namanya Masuk Daftar Mubalig, Mahfud MD: Saya Tak Tahu Kriterianya
Namanya Masuk Daftar Mubalig, Mahfud MD: Saya Tak Tahu Kriterianya
A A A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) merilis 200 nama mubalig atau penceramah yang direkomendasikan. Kebijakan yang dikeluarkan belum lama ini pun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Dalam 200 nama tersebut tercantum nama pakar hukum tata negara Mahfud MD. Bagaimanakah reaksi Mahfud atas hal tersebut?

"Itu biasa saja, tidak perlu ditafsirkan secara politik," tulis Mahfud melalui Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Minggu, 20 Mei 2018. (Baca juga: Kementerian Agama akan Update Daftar Mubalig )

Dia berpendapat, rilis 200 nama mubalig dari Kemenag harus disikapi sebagai inventarisasi mubalig, bukan akreditasi atau seleksi. Kalau inventarisasi, kata dia, setiap bulan atau secara berkala bisa ditambah. Nama yang belum ada dalam daftar tersebut, bisa dimasukkan sesuai dengan hasil inventarisasi baru.

Dia menduga Kemenag hanya ingin mempermudah masyarakat yang kerap bertanya mengenai mubalig yang bisa diundang. "Mungkin diambil dari daftar penceramah di masjid-masjid besar seperti Masjid Istiqlal atau dari teve-teve yang punya program-program keislaman," tandas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Dengan adanya daftar tersebut, kata dia, masyarakat tidak usah repot-repot bertanya kepada Kemenag. Masyarakat dapat langsung melihat daftar yang sudah disediakan oleh kemenag. "Masyarajat tentu boleh mengundang penceramah-penceramah yang tidak atau belum ada namanya di daftar kemenag itu. Dibuat mudah saja lah," tuturnya.

Mahfud mengungkapkan sebenarnya jumlah mubalig di Indonesia ribuan. Di Yogya saja, misalnya, kalau diambil dari IAIN, UII, dan UGM saja sudah lebih dari 200 mubalig. Itu belum dari pondok pesantren dan lembaga keagaman lainnya. "Itu baru di Yogya lho, belum di daerah-darah lain yang lebih besar," katanya.

Terkait adanya nama dirinya dalam daftar mubalig yang direkomendasikan, Mahfud mengaku tidak bisa menjawab. "Sebab saya tak tahu kriterianya. Kalau ditanya bagaimana bisa jadi profesor tentu saya bisa menjelaskan sebab jabatan profesor ada kriteria, beslit, dan gaji yang jelas," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6851 seconds (0.1#10.140)