Agus Sudibyo: Medsos Kekuatan Kelima Demokrasi yang Mesti Diawasi

Senin, 23 April 2018 - 11:31 WIB
Agus Sudibyo: Medsos Kekuatan Kelima Demokrasi yang Mesti Diawasi
Agus Sudibyo: Medsos Kekuatan Kelima Demokrasi yang Mesti Diawasi
A A A
JAKARTA - Jika sebelumnya pers ditempatkan sebagai kekuatan keempat demokrasi setelah legislatif, eksekutif, yudikatif, maka tepat kiranya kalau saat ini media sosial ditempatkan sebagai kekuatan kelima demokrasi.

Pendapat tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia New Media Watch, Agus Sudibyo di Jakarta, Senin (23/4/2018).

Agus mengatakan, munculnya kontroversi kebocoran 80 juta data pengguna Facebook yang menghebohkan dunia, serta "epidemi" hoaks yang terus mengusik kehidupan politik di berbagai negara menunjukkan media sosial (medsos), khususnya Facebook adalah kekuasaan ekonomi-politik baru yang sangat berpengaruh dan oleh karena itu perlu diawasi.

Keberhasilan Russia menginfiltrasi kedaulatan Amerika Serikat dengan menggunakan Facebook dengan jelas menunjukkan hal itu. "Medsos adalah 'institusi bar' yang sanggup mengubah dunia, dalam pengertian yang baik maupun dalam pengertian yang buruk," kata Doktor Filsafat itu.

Dengan menguasai data pribadi 2,2 miliar orang penggunanya di seluruh dunia, lanjut dia, Facebook adalah perusahaan media raksasa yang sangat kuat secara politik, ekonomi dan geopolitik.

Dengan menguasai data sebesar itu, Facebook mampu meraih pendapatan iklan yang besar sekali dalam skala global.

Menurut Agus, bersama Google dan Amazon, Facebook sanggup mengubah peta media dan menghadirkan musim "paceklik" berkepanjangan untukmedia konvensional: televisi, radio dan media cetak.

Dengan data sebesar itu pula, Facebook (bersama Google dan Amazon) memiliki senjata untuk mendikte pilihan politik masyarakat. Menurut dia, Facebook setiap hari mengawasi, merekam dan mencatat perilaku penggunanya.

Dia menambahkan, Facebook tidak pernah memberitahu penggunanya untuk keperluan apa saja kumpulan data itu dimanfaatkan dan siapa pelakunya. "Tidak ada transparansi dalam hal ini. Kita tidak tahu, siapa saja klien Facebook dan bagaimana kredibilitasnya," tandasnya.

Dalam konteks ini, Facebook dan perusahaan media sosial lainnya adalah kekuatan baru yang mesti dikontrol operasinya. "Menarik sekali pergeseran posisi media sosial di sini," katanya.

Menurut dia, jika sebelumnya medsos dipahami sebagai sarana interaksi sosial saja, maka kini medsos juga mesti dipahami sebagai sarana pengendalian masyarakat oleh perusahaan digital dan klien-kliennya yang laten dan misterius

Dia menambahkan, jika sebelumnya medsos adalah sarana bagi masyarakat untuk mendiskusikan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Maka, kata dia, sekarang medsos adalah perusahaan media yang mesti diatur dan diawasi oleh masyarakat dan pemerintah agar operasinya tidak merugikan kepentingan publik dan kepentingan nasional.

"Dengan demikian, masyarakat perlu mewaspadai segala bentuk platform media sosial. Gunakan medsos seperlunya dan sadarilah bahwa medsos adalah sarana pengendalian masyarakat oleh kekuatan-kekuatan global," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6359 seconds (0.1#10.140)