Relawan Kopi Gama Puji Ganjar dan Kritik Anies
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Relawan Komunitas Pecinta Ganjar-Mahfud (Kopi Gama) Gus Paox Iben menyayangkan aspek pertahanan budaya belum menjadi perhatian utama 3 capres.
Pandangan tersebut disampaikan Iben saat melihat 3 capres belum memiliki pemahaman pertahanan budaya yang komprehensif saat menjelaskan aspek budaya dalam pertahanan negara ketika debat Pilpres 2024 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
“Tekanan terhadap konten kebudayaan masih sangat kurang. Seharusnya kebudayaan bisa menjadi panglima,” kata Iben, Senin (8/1/2024).
Menurut dia, pengertian kebudayaan saat ini semakin luas. Tidak lagi terbatas pada aktivitas kesenian dan tarian-tarian. Perspektif kebudayaan justru merambah kepada kebudayaan militer dan kebudayaan tahan pangan.
Iben memuji Ganjar yang menyinggung konsep Garda Samudra sebagai strategi baru dari poros maritim dunia. Pasalnya, Garda Samudra secara konseptual sangat mengakomodir agenda kebudayaan laut.
“Pertahanan Indonesia mengalami kemunduran karena kita meninggalkan laut. Kita sudah jauh dari kebudayaan laut. Yang diusung Mas Ganjar soal Garda Samudra sangat penting sebagai poros maritim,” ujarnya.
Terlebih sebelumnya Ganjar juga menyampaikan soal konsep pertahanan rakyat semesta. Dalam konsep tersebut sudah tersedia konsep kemandirian budaya untuk rakyat.
“Mas Ganjar realistis. Sementara Mas Anies sangat normatif. Prabowo kurang care dengan kebudayaan,” ucapnya.
Dia menambahkan usulan program duta besar siber yang diusung Ganjar menjadi tawaran yang cukup menarik. Dengan strategi tersebut, upaya untuk menahan serangan dan ancaman diselesaikan lebih cepat.
Lihat Juga: DPR Ramai-ramai Cecar Jaksa Agung soal Kasus Tom Lembong, Anies: Rakyat Indonesia Mengapresiasi
Pandangan tersebut disampaikan Iben saat melihat 3 capres belum memiliki pemahaman pertahanan budaya yang komprehensif saat menjelaskan aspek budaya dalam pertahanan negara ketika debat Pilpres 2024 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
“Tekanan terhadap konten kebudayaan masih sangat kurang. Seharusnya kebudayaan bisa menjadi panglima,” kata Iben, Senin (8/1/2024).
Menurut dia, pengertian kebudayaan saat ini semakin luas. Tidak lagi terbatas pada aktivitas kesenian dan tarian-tarian. Perspektif kebudayaan justru merambah kepada kebudayaan militer dan kebudayaan tahan pangan.
Iben memuji Ganjar yang menyinggung konsep Garda Samudra sebagai strategi baru dari poros maritim dunia. Pasalnya, Garda Samudra secara konseptual sangat mengakomodir agenda kebudayaan laut.
“Pertahanan Indonesia mengalami kemunduran karena kita meninggalkan laut. Kita sudah jauh dari kebudayaan laut. Yang diusung Mas Ganjar soal Garda Samudra sangat penting sebagai poros maritim,” ujarnya.
Terlebih sebelumnya Ganjar juga menyampaikan soal konsep pertahanan rakyat semesta. Dalam konsep tersebut sudah tersedia konsep kemandirian budaya untuk rakyat.
“Mas Ganjar realistis. Sementara Mas Anies sangat normatif. Prabowo kurang care dengan kebudayaan,” ucapnya.
Dia menambahkan usulan program duta besar siber yang diusung Ganjar menjadi tawaran yang cukup menarik. Dengan strategi tersebut, upaya untuk menahan serangan dan ancaman diselesaikan lebih cepat.
Lihat Juga: DPR Ramai-ramai Cecar Jaksa Agung soal Kasus Tom Lembong, Anies: Rakyat Indonesia Mengapresiasi
(jon)