Soal Cawapres Pendamping Jokowi, PPP Sebut 5 Syarat dan 1 Hati

Senin, 12 Maret 2018 - 15:48 WIB
Soal Cawapres Pendamping Jokowi, PPP Sebut 5 Syarat dan 1 Hati
Soal Cawapres Pendamping Jokowi, PPP Sebut 5 Syarat dan 1 Hati
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy mengatakan pandangan PPP terkait calon wakil presiden (cawapres) didasarkan pada analisa kebutuhan (need assessment) Joko Widodo (Jokowi). Ke depan, PPP memandang Jokowi memerlukan 5 hal terkait figur pendampingnya.

Pertama, Jokowi butuh figur yang mampu mengawal narasi besar NKRI yang dibangun atas nasionalisme dan agama, dimana hubungan agama dan kekuasaan berjalan seiring dan seimbang. Sejak Bung Karno-Bung Hatta, kata dia, kepemimpinan nasional selalu merefleksikan dua narasi besar ini.

"Di era reformasi, ada GD-Mega, Mega-Hamzah, SBY-JK dan Jkw-JK. Itu menunjukkan bahwa dwi tunggal narasi ini tak terpisahkan," ujarnya lewat rilis yang diterima SINDOnews, Senin (12/3/2018).

Kedua, Jokowi butuh figur agamis yang mampu mengurangi ujaran kebencian bernuansa SARA, karena lawan-lawan politiknya masih selalu melabeli Jokowi dengan merek 'anti Islam, pro komunis dan pro-RRC'. Menurutnya, figur seagamis apapun memang tidak akan serta merta menghilangkan ujaran kebencian.

"Tapi setidaknya kalau figurnya agamis, akan mengurangi. Syaratnya satu, bahwa figur pendamping beliau tersebut memang memiliki nuansa agamis yang asli dan kuat. Jangan figur non-agamis yang diagamiskan," jelasnya.

Yang ketiga, kata Rommy, Jokowi perlu figur yang memahami kaum milenial. Mengingat 39% pemilih pada 2019 berusia di bawah 40 tahun. "Cawapres dari kalangan muda menjadi sangat diperlukan karena mereka memiliki selera, gimmick dan gaya komunikasi yang berbeda dengan generasi baby boomers," ucapnya.

Selanjutnya atau keempat, Jokowi perlu figur yang memiliki pengalaman dan kompetensi intelektual menghadapi disrupsi ekonomi, transformasi digital dan persaingan di era Revolusi Industri 4.0. Rommy menilai, figur populis belaka namun nir kapasitas akan menjadi persoalan jika nantinya terpilih.

"Maka pengalaman intelektual mengelola jabatan publik baik di eksekutif atau legislatif menjadi perlu," kata dia.

Terakhir, Jokowi perlu figur yang dapat memberi sumbangan elektabilitas. Dia memandang, hal terakhir ini memang tidak mutlak mengingat elektabilitas Jokowi yang sudah cukup tinggi dan mesin partai-partai pengusung yang cukup banyak meniscayakan pergerakan lapangan lebih leluasa.

"Di atas segala kebutuhan tersebut, yang terpenting adalah Pak Jokowi mesti diwakili orang yang secara chemistry beliau merasa nyaman dan bisa mengikuti irama kerja beliau. Nah, yang terakhir ini sudah soal nasib. Karena bisa diterima atau tidak, adalah soal hati."

"Betapapun ia memenuhi kriteria, kalau Pak Jokowi enggak sehati, bagaimana bisa mendampingi? Maka saya sebut, dalam pandangan PPP, ada lima syarat dan satu hati," tutup Rommy.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5980 seconds (0.1#10.140)