PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Radikalisme

Rabu, 21 Februari 2018 - 16:24 WIB
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Radikalisme
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Radikalisme
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat, terutama warga Nahdliyin untuk mewaspadai bahaya radikalisme.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, radikalisme mengancam keutuhan berbangsa dan negara.

Untuk itu, kata dia, warga Nu harus menjadi garda terdepan menjaga ukhuwah, persatuan, dan kesatuan dengan berbagai elemen bangsa.

Said juga mengingatkan mengenai tujuan pendirian organisasi keagamaan NU. Sejak 1915, ketika negara-negara Islam masih dipimpin Dinasti Ottoman Turki, kata dia, Kiai Hasyim Asy’ari sudah merekomendasikan jargon hubbul wathon minal iman atau nasionalisme bagian dari iman.

Sejak itu pula, kata dia, persoalan nasionalisme di Indonesia sudah tuntas. “Tujuan NU itu membangun persaudaraan sesama manusia, mempertahankan Islam yang benar, Islam ahlus sunnah wal jamaah, menjaga keutuhan NKRI, ” kata Said dalam forum dialog kebangsaan bertajuk Menjaga NU Menjaga NKRI di Bawean, Gresik, Jawa Timur, Rabu (21/2/2018).

Karena itu, sambung dia, warga NU harus menjadi warga yang menghormati keberagaman, menjaga kerukunan sebangsa, menjaga kerukunan sesama muslim dan sesama manusia.

“Kita harus tetap menjaga ukhuwah Islamiyah (internal umat), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan," tuturnya.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid menambahkan, di tengah gencarnya arus globalisasi dan digitalisasi, berbagai ideologi begitu mudahnya diserap masyarakat.

Tidak peduli apakah ideologi tersebut bertentangan dengan empat pilar Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Untuk menghadapi itu, menurut Jazilul, dituntut komitmen bersama terutama NU untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

"Perjuangan ulama dan santri NU jangan sampai dilupakan," katanya.

Menurut dia, ketidaksigapan dan kelengahan yang akhir-akhir ini melanda generasi muda, diakui atau tidak berdampak munculnya radikalisme agama baru ke permukaan.

Untuk mengantisipasi itu, lanjut dia, anak muda NU dan Ansor harus bergerak sebagai garda terdepan menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara.

"Ansor tidak boleh lengah dan gagap dengan teknologi," kata dia.

Jazilul juga mengajak anak muda NU dan Ansor melalukan dakwah di internet dan media sosial.

Menurut dia, butuh upaya lebih aktif lagi dari para generasi muda NU, tak terkecuali kader-kader GP Ansor agar mengisi medsos dengan konten-konten positif yang menggemakan Islam moderat dan rahmatan lil alamin selaras dengan prinsip-prinsip Aswaja an-Nahdliyah.

"Penguasaan medsos mampu menyentuh domain dan dunia selama ini belum begitu kita sentuh," kata Ketua Fraksi PKB di MPR ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0288 seconds (0.1#10.140)