Masyarakat Diimbau Cerdas Gunakan Medsos dan Hindari Isu SARA

Selasa, 30 Januari 2018 - 22:05 WIB
Masyarakat Diimbau Cerdas Gunakan Medsos dan Hindari Isu SARA
Masyarakat Diimbau Cerdas Gunakan Medsos dan Hindari Isu SARA
A A A
JAKARTA - Seiring kemajuan teknologi, media sosial dinilai sebagai bagian dari sejarah manusia yang sulit dihindari dan sulit dibendung.

Bahkan dalam menghadapi tahun politik 2018, sebagian masyarakat mengandalkan media sosial (medsos) sebagai alat kampanye demi memenangkan calon pemimpin idamannya.

Kendati demikian, masyarakat diimbau tidak memanfaatkan medsos untuk menyebar isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

“Agar media sosial itu dapat digunakan secara arif, tentunya dibutuhkan kecerdasan dari masyarakat pengguna medsos itu sendiri. Lalu ketika ada informasi maka kita tidak serta merta menerima pesan informasi tersebut sebelum mengetahu secara jelas asal-usulnya,” tutur Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Waryono Abdul Ghafur kepada wartawan, Selasa 30 Januari 2018.

Menurut dia, masyarakat juga harus mempunyai kesadaran transendental, yakni sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman.

“Kesadaran transendental ini saya pikir sebagai benteng kita agar kita tidak mudah membuat berita berita hoax, apalagi yang bertujuan untuk memecah belah. Ini akan gawat sekali bangsa kita nantinya kalau masyarakatnya terpecah belah,” kata peraih pascasarjana Konsentrasi Hubungan Antar Agama, Filsafat Islam dari UIN Sunan Kalijaga ini.

Dia mengaku sering menyampaikan, baik saat khotbah atau pengajian bahwa pergantian kepemimpinan itu adalah sesuatu yang biasa.

Oleh karena itu, kata dia, tidak perlu itu dianggap terlalu serius dan membuat masyarakat menjadi terpecah belah.

“Karena ini (pilkada) adalah acara kegiatan politik yang rutin maka kita tidak boleh memperpanjang persoalan, terutama terkait hal-hal yang membuat masyarakat terpecah. Jadi perbedaan pilihan itu karena kita punya alasan tersendiri dan punya rasionalisasinya,” tuturnya.

Dia juga mengkhawatirkan penggunaan isu SARA di dunia maya oleh kelompok-kelompok yang ingin membuat masyarakat terpecah.

“Ini yang harus kita waspadai. Dalam berbagai kesempatan, saya juga sering menyampaikan kita tidak perlu menggunakan bahasa agama dalam pilkada nanti. Karena bahasa agama itu sangat sensitif dan takutnya bisa disalahgunakan oleh kelompok kelompok tertentu atau kelompok radikal untuk memecah belah masyarakat,” tuturnya.

Menurut dia, pemerintah harus lebih tegas terhadap pihak-pihak yang menyebarkan isu SARA, baik di dunia maya dan dunia nyata. “Pemerintah harus tegas karena regulasinya sudah ada,” ucapnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7763 seconds (0.1#10.140)