Berburu Beasiswa hingga ke Negeri Seberang

Minggu, 21 Januari 2018 - 09:23 WIB
Berburu Beasiswa hingga ke Negeri Seberang
Berburu Beasiswa hingga ke Negeri Seberang
A A A
JAKARTA - Beasiswa untuk melanjutkan kuliah di dalam negeri dan luar negeri mulai menjadi prioritas generasi muda untuk mewujudkan mimpi meraih cita-cita.

Penyedia beasiswa kini bukan hanya datang dari pemerintah, melainkan juga ditawarkan oleh pihak swasta dan negara-negara sahabat. Tingginya animo masyarakat un tuk meraih beasiswa agar dapat menikmati jenjang perguruan tinggi kini bukan hal sulit lagi. Setiap tahunnya, ratusan ribu peluang beasiswa di buka oleh pemerintah melalui jalur resmi kementerian, lembaga, hingga perusahaan swasta. Bahkan, beberapa negara sahabat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Jepang, Malaysia, dan Singapura, menawarkan beragam beasiswa strata II secara cuma-cuma, termasuk menanggung biaya hidup selama masa kuliah.

Beasiswa menjadi solusi pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat yang memiliki prestasi namun terbentur ekonomi. Beasiswa di masa kini juga sangat bervariasi dan memiliki banyak penggolongan untuk pemuda-pemuda yang kreatif, memiliki jiwa entrepreneurship, hingga aktivis kampus. Untuk mendapatkan beasiswa pun tak lagi harus sejak awal kuliah, melainkan saat mahasiswa berkuliah hingga semester II dan IV pun bisa mendaftarkan diri sebagai mahasiswa berprestasi.

Pengamat pendidikan, Doni Kusuma mengatakan, keberadaan beasiswa yang banyak disediakan lembaga pendidikan dari dalam dan luar negeri kerap dijadikan sebagai salah satu cara mengubah ekonomi di masa mendatang.

“Indonesia banyak memiliki sumber daya manusia yang pintar. Tetapi sebagian besar dari mereka tidak memiliki kemampuan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” tutur Doni kepada KORAN SINDO. Dia mengungkapkan, bila dibandingkan dengan negara lain, biaya pendidikan di Indonesia tidak terlalu mahal.

Namun, karena masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat ekonominya biasabiasa saja, maka biaya pendidikan di Indonesia banyak yang menyebutkan mahal. Oleh sebab itu, perlu adanya keberpihakan pemerintah untuk meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam berpen didikan, khususnya pada jenjang pascasarjana.

Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, kata dia, maka peluang meningkatkan taraf hidup di masa depan akan semakin terbuka. Terlebih setelah selesai kuliah, banyak yang telah memiliki bekal, seperti wawasan, jaringan, dan kreativitas yang lebih baik.

Modal seperti itu menurutnya cukup untuk bekal melanjutkan hidup di masa depan, khususnya ketika memutuskan berwirausaha. Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah mengungkapkan, pemberian beasiswa atau pun bantuan pendidikan kepada generasi harus terus ditingkatkan. Karena hal ini menurutnya merupakan bantuan atau akses bagi kalangan tidak mampu melanjutkan pendidikan.

Menurutnya, pendidikan merupakan modal dasar pembangunan. Oleh karena itu, berbagai permasalahan di sektor pendidikan harus diatasi dengan tepat.

“Salah satu yang tengah dilakukan adalah persoalan terkait de ngan dana Bantuan Operasional Per guruan Tinggi Negeri (BOPTN). Sejak kebijakan BOPTN diberlakukan, tidak akan ada lagi biaya tinggi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) terutama bagi mereka para calon mahasiswa baru,” katanya.

Anggota Tim Pengembang Bea siswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Musa Yosepmengatakan, pemerintah berkepentingan memberikan beasiswa kepada masyarakat. Sebab pemerintah berkeyakinan penghargaan kepada masyarakat untuk melanjutkan pendidikan dalam bentuk beasiswa bisa berdampak positif bagi negara.

“Ada beberapa penerima bea siswa unggulan yang sudah mulai terjun ke masyarakat sebelum menyelesaikan studinya. Biasanya, mereka memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang orang tuanya kurang mampu,” tutur Musa.

Menurut dia, tidak sedikit penerima beasiswa yang berlatar belakang ekonomi kurang mampu namun merupakan siswa berprestasi. Begitu mereka mendapatkan akses melanjutkan sekolah melalui beasiswa, tentu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar bisa meraih impian masa depan. Selain itu, mereka juga tidak lagi takut bermimpi untuk sekolah di manapun sesuai minatnya.

Minim PTN/PTS Berbiaya Murah
Seperti halnya Kemendikbud, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ikut memberikan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa berprestasi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti menyatakan, biaya pendidikan diIndonesia dinilai mahal karena sistem pendidikan yang masih berupa pembiayaan campuran. Menurutnya, di Indonesia ada pendidikan yang sepenuhnya dibiayai pemerintah dan ada perguruan tinggi swasta yang dananya dari mahasiswa.

“Perguruan tinggi swasta jumlahnya lebih banyak atau sekitar 4.570, sedangkan perguruan tinggi negeri (PTN) kurang dari 10%-nya. Jumlah perguruan tinggi swasta yang lebih banyak ini tentu memberikan citra kuliah itu mahal karena pembiayaan swasta sepenuhnya mengandalkan pembiayaan dari mahasiswanya,” ujar Ghufron.

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas, menyayangkan biaya pendidikan yang semakin mahal setiap tahunnya, khususnya PTN yang dinilai belum bersahabat dengan kantong masyarakat kurang mampu. “Memang ada beasiswa bagi mereka yang miskin, tetapi harus berprestasi. Bagaimana mereka yang tidak terlalu pintar, tapi tetap punya niat sekolah. Apa dibiarkan saja,” katanya.

Perihal beasiswa yang sudah serius digarap pemerintah, Darma menyatakan, lebih mengharapkan pemerintah menggelontorkan dana untuk PTN berbiaya murah. Karena selama ini program beasiswa belum dilakukan merata dan mayoritas hanya dikucurkan di wilayah Pulau Jawa. Hal ini membuktikan belum adanya pemerataan untuk seluruh putra-putri terbaik di negeri ini. Darma tidak mempermasalahkan perguruan tinggi swasta dengan biaya tinggi, mengingat swasta bukan hanya sekadar memberikan pendidikan namun juga memiliki nilai bisnis.

Meski demikian, kata dia, sudah seharusnya pemerintah membuat universitas yang bisa membantu masyarakat dalam hal pendidikan dan mampu mengimbangi dengan biaya murah. (Hermansah/ Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5121 seconds (0.1#10.140)