Terkucil Dikecam Kejam dan Misinformasi
loading...
A
A
A
"Kejutan kemanusiaan yang dirasakan utamanya adalah akibat dan dampak pemboman Israel terhadap fasilitas sipil, pengepungan, dan pengungsian. Ini adalah penting bagi dunia internasional untuk ikut memikul tanggung jawab hukum, kemanusiaan, dan politik untuk mengakhiri bencana ini. Oleh karenanya masyarakat dunia dianggap perlu untuk mengambil tindakan serius mendukung kembali gencatan senjata sesegera mungkin," katanya.
Shoukry kembali menekankan bahwa hak asasi manusia Palestina tidak kalah pentingnya dengan hak asasi manusia di negara-negara lain. Dia juga menegaskan kembali komitmen negaranya untuk terus membela hak-hak asasi rakyat Palestina, yang mengarah pada hak mereka untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, layak, dan bersebelahan dengan Timur. Yerusalem sebagai ibu kotanya. Perilaku yang memanusiakan sandera dan menghargai hak asasi manusia ternyata telah melahirkan simpati dunia kepada perjuangan Hamas di Gaza
Infrastruktur Gaza yang Hancur Parah dan Rencana Pengusiran
Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 60 persen rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza telah hancur. Menurut Mohammed Majed, Hacer BaÅŸer yang mendapat informasi dari Israel bahwa para pejabat Israel telah mengumumkan bahwa gencatan senjata atau jeda kemanusiaan dapat diperpanjang satu hari di Gaza lagi jika Hamas membebaskan 10 wanita lagi yang ditawan mereka. Yang parahnya lagi, menurut pers Israel bahwa pemerintahan Netanyahu justru tengah bersiap untuk melakukan pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza.
Untuk kepentingan pemindahan tersebut tengah dipertimbangkan membuka jalur laut untuk mengusir warga Palestina keluar dari Gaza. Ini adalah rencana yang didukung oleh kelompok sayap kanan. Menteri Keuangan di kabinet telah meminta Netanyahu untuk tidak memperpanjang jeda kemanusiaan. Media Israel menulis bahwa pemerintahan Netanyahu sedang menyusun rencana untuk mengurangi populasi Palestina di Gaza dan membuka jalur laut untuk tujuan ini.
Dalam pemberitaan yang dimuat koresponden politik senior surat kabar Israel HaYom, Mati Tuchfeld, disebutkan bahwa Netanyahu meminta Menteri Urusan Strategis di Kabinet Perang, Ron Dermer, untuk segera menyusun rencana deportasi warga Palestina di Jalur Gaza dengan membuka Rafah, gerbang perbatasan dan bahkan pembukaan jalur laut. Netanyahu juga telah menyampaikan rencana tersebut kepada Kabinet Perang untuk membuka jalur laut bagi warga Palestina untuk bermigrasi ke negara-negara Eropa atau Afrika.Sementara, partai Likud pimpinan Netanyahu dan tokoh-tokoh sayap kanan di pemerintahan sependapat dan memandang bahwa rencana ini sebagai suatu keharusan.
Israel Abaikan Sanksi
Tidaklah berlebihan kalau banyak media yang menyesalkan tindakan Israel sejak 7 Oktober lalu yang dinilai barbar, mulai dari penyerangan rumah permukiman sipil, ambulans, kantor cabang perwakilan PBB, rumah sakit, kamp pengungsi termasuk penyerangan wanita dan anak anak. Pascagencatan senjata, kembali pengeboman terhadap rumah sakit dilakukan. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Rumah Sakit Baptis. Ini menjadi catatan kejahatan kemanusiaan yang paling keji sampai hari ini. 500 orang mati syahid. Di situ ada anak-anak, wanita, staf medis, dan beberapa pengungsi yang telantar setelah rumah mereka hancur dibombardir Israel.
Rumah sakit ini adalah Rumah sakit Nasional Arab (Baptis) yang terletak di Al-Zaytoun, sebelah selatan Kota Gaza yang didirikan oleh Masyarakat Misionaris Gereja Inggris pada tahun 1882. Rumah sakit ini adalah rumah sakit tertua di Palestina, tetapi bom Israel berhasil meluluhlantakkannya.
Shoukry kembali menekankan bahwa hak asasi manusia Palestina tidak kalah pentingnya dengan hak asasi manusia di negara-negara lain. Dia juga menegaskan kembali komitmen negaranya untuk terus membela hak-hak asasi rakyat Palestina, yang mengarah pada hak mereka untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, layak, dan bersebelahan dengan Timur. Yerusalem sebagai ibu kotanya. Perilaku yang memanusiakan sandera dan menghargai hak asasi manusia ternyata telah melahirkan simpati dunia kepada perjuangan Hamas di Gaza
Infrastruktur Gaza yang Hancur Parah dan Rencana Pengusiran
Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 60 persen rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza telah hancur. Menurut Mohammed Majed, Hacer BaÅŸer yang mendapat informasi dari Israel bahwa para pejabat Israel telah mengumumkan bahwa gencatan senjata atau jeda kemanusiaan dapat diperpanjang satu hari di Gaza lagi jika Hamas membebaskan 10 wanita lagi yang ditawan mereka. Yang parahnya lagi, menurut pers Israel bahwa pemerintahan Netanyahu justru tengah bersiap untuk melakukan pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza.
Untuk kepentingan pemindahan tersebut tengah dipertimbangkan membuka jalur laut untuk mengusir warga Palestina keluar dari Gaza. Ini adalah rencana yang didukung oleh kelompok sayap kanan. Menteri Keuangan di kabinet telah meminta Netanyahu untuk tidak memperpanjang jeda kemanusiaan. Media Israel menulis bahwa pemerintahan Netanyahu sedang menyusun rencana untuk mengurangi populasi Palestina di Gaza dan membuka jalur laut untuk tujuan ini.
Dalam pemberitaan yang dimuat koresponden politik senior surat kabar Israel HaYom, Mati Tuchfeld, disebutkan bahwa Netanyahu meminta Menteri Urusan Strategis di Kabinet Perang, Ron Dermer, untuk segera menyusun rencana deportasi warga Palestina di Jalur Gaza dengan membuka Rafah, gerbang perbatasan dan bahkan pembukaan jalur laut. Netanyahu juga telah menyampaikan rencana tersebut kepada Kabinet Perang untuk membuka jalur laut bagi warga Palestina untuk bermigrasi ke negara-negara Eropa atau Afrika.Sementara, partai Likud pimpinan Netanyahu dan tokoh-tokoh sayap kanan di pemerintahan sependapat dan memandang bahwa rencana ini sebagai suatu keharusan.
Israel Abaikan Sanksi
Tidaklah berlebihan kalau banyak media yang menyesalkan tindakan Israel sejak 7 Oktober lalu yang dinilai barbar, mulai dari penyerangan rumah permukiman sipil, ambulans, kantor cabang perwakilan PBB, rumah sakit, kamp pengungsi termasuk penyerangan wanita dan anak anak. Pascagencatan senjata, kembali pengeboman terhadap rumah sakit dilakukan. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Rumah Sakit Baptis. Ini menjadi catatan kejahatan kemanusiaan yang paling keji sampai hari ini. 500 orang mati syahid. Di situ ada anak-anak, wanita, staf medis, dan beberapa pengungsi yang telantar setelah rumah mereka hancur dibombardir Israel.
Rumah sakit ini adalah Rumah sakit Nasional Arab (Baptis) yang terletak di Al-Zaytoun, sebelah selatan Kota Gaza yang didirikan oleh Masyarakat Misionaris Gereja Inggris pada tahun 1882. Rumah sakit ini adalah rumah sakit tertua di Palestina, tetapi bom Israel berhasil meluluhlantakkannya.