Konspirasi Yahudi: Kisah Revolusi Prancis, Bak Memasukkan Ular Berbisa ke Kamar

Jum'at, 01 Desember 2023 - 10:33 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Kisah Revolusi Prancis, Bak Memasukkan Ular Berbisa ke Kamar
Revolusi Prancis merupakan pukulan maut bagi orang yang sedang sakit, karena kuku-kuku utang yang menancap, disusul dengan dikuasainya media massa dan kegiatan politik oleh para tokoh Yahudi. Ilustrasi: Ist
A A A
William G. Carr menyatakan banyak bukti-bukti yang menguatkan keterlibatan tokoh-tokoh Yahudi Inggris dengan persekongkolan yang merancang meletusnya Revolusi Prancis . Bukti-bukti itu merupakan rahasia selama beberapa tahun lamanya, dan terbongkar oleh Lady Queensburgh, permaisuri Lord Queensburgh.

Dalam bukunya yang berjudul 'Pemerintahan Gereja Terselubung', Lady Oueensburgh mencatat bukti-bukti yang pernah ditemukan dalam sebuah manuskrip lama yang berjudul 'Permusuhan terhadap Unsur Semitik', ditulis oleh seorang Yahudi Benjamin Gold Smidt pada tahun 1849.



Berkat wawasannya yang luas, Lady Oueensburgh berhasil mempelajari manuskrip tersebut dan menganalisanya, yang pada akhirnya mendapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan, bahwa Benjamin Gold Smidt dan saudaranya Abraham Gold Smidt serta kawannya Sir Moshe Montifor, yang ketiganya adalah pemilik modal keuangan di Inggris, merupakan anggota jaringan Konspirasi Yahudi di seluruh Eropa yang telah merancang revolusi Perancis itu.

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyatakan bahwa selain itu juga terdapat bukti lain yang menguatkan pernyataan Lady Queensburgh di atas manuskrip yang lama, yaitu seorang konglomerat Yahudi berasal dari kota Berlin Jerman, bernama David Erend Lander dan seorang konglomerat Yahudi lainnya bernama Henzegerber adalah anggota jaringan Konspirasi yang bekerja di bawah pimpinan langsung Rothschild.

"Demikianlah tabir-tabir itu terungkap oleh kita, sehingga para tokoh di balik tabir itu tampak dengan jelas. Dan itulah para anggota kekuatan Konspirasi. Kita tidak banyak membicarakan masalah sarana yang dipakai oleh para tokoh Yahudi itu dalam kegiatan mereka untuk menjatuhkan ekonomi pemerintah kerajaan Prancis," ujar Willaim G. Carr.



Menurutnya, kita bisa melihat data-data sejarah, lalu menganalisanya untuk mengambil kesimpulan dari sarana-sarana yang dipakai oleh kekuatan Konspirasi, seperti yang terjadi di Rusia, Spanyol dan Amerika.

Nah, tentang sarana yang dipakai Konspirasi berkenaan dengan situasi revolusi Prancis, seorang sejarawan Inggris bernama Sir Walter Scott mengatakan:

"Para pemilik modal itu memperlakukan pemerintah kerajaan Prancis seperti rentenir yang siap mewarisi harta kekayaan milik yang berhutang dengan boros dan mewah. Mereka mengulurkan utang besar-besaran dengan satu tangan, dan tangan lainnya menerima bunga utang tersebut yang berlipat ganda jumlahnya. Maka tidak mengherankan kalau kas negara menjadi kosong dalam waktu singkat. Sebagai akibatnya, para pemberi hutang itu mendapat fasilitas dan hak-hak istimewa di negeri itu, sebagai jaminan timbal balik atas utang-utang tersebut.

Dengan begitu lengkaplah jeratan yang mengikat leher pemerintah Prancis. "Setelah Prancis mengalami krisis ekonomi yang parah, yang mendorong pemerintah terus mencari pinjaman dengan bunga sangat tinggi untuk membiayai perang dan pergolakan, para pemilik modal dengan senang hati mengulurkan pinjaman yang dibutuhkan itu, dengan syarat mereka diberi wewenang mencetak mata uang Perancis dengan leluasa.



Syarat itu pada awalnya tidak terasa begitu berat. Namun pada hakikatnya itu tidak berbeda dengan peribahasa Perancis yang mengatakan 'Memasukkan seekor ular berbisa ke dalam kamar'.

Maksudnya adalah memasukkan wakil pihak pemilik modal dalam keuangan rumah tangga kerajaan Perancis. pihak pemberi pinjaman itu tidak lain adalah Jacques Necker, yang kemudian dipilih oleh raja sebagai menteri keuangan Prancis.

Setelah para pemilik modal berhasil mengorbitkan Necker, mereka memujinya lewat berbagai sarana propaganda yang mereka kuasai, bahwa Necker adalah seorang pakar ekonomi kelas kakap, dan satu-satunya orang yang mampu menyelamatkan perekonomian Perancis dari krisis yang sedang berjalan.

Padahal, setelah 4 tahun Necker berkuasa memegang kementerian keuangan, kondisi perekonomian Prancis makin bertambah buruk, sejajar dengan naiknya utang-utang yang dibuatnya.



Seorang sejarawan Inggris Captain A. Romsey melukiskan kondisi ekonomi Prancis kala itu dalam bukunya yang berjudul 'Sebuah Perang Tanpa Nama' (A War Without a Name) sebagai berikut:

"Revolusi Prancis merupakan pukulan maut bagi orang yang sedang sakit, karena kuku-kuku utang yang menancap, disusul dengan dikuasainya media massa dan kegiatan politik oleh para tokoh Yahudi. Tidak luput pula para tokoh lapisan masyarakat bawah juga mereka kuasai.

Panggung massal telah siap menyajikan pertunjukan drama revolusi. Dengan segala cara para perancang Konspirasi menggerakan revolusi, dan dengan cengkeraman kukunya yang kuat mereka membuat raja tidak berdaya.

William G. Carr menambahkan pada waktu itu Palsemo menghujani dengan selebaran-selebaran gelap. Sambil melaknat tokoh-tokoh istana dan gereja, para kaki tangan Konspirasi terus mengatur langkah dan strategi, dan melatih kader-kader yang kelak dijadikan pemimpin setelah sistem kerajaan runtuh. Di antara tokoh yang berhasil dipersiapkan oleh Konspirasi adalah Robespierre, Danton dan lain-lain.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2335 seconds (0.1#10.140)