Bom Mesir Tegaskan Masalah Terorisme Tidak Terkait dengan Islam

Senin, 27 November 2017 - 08:52 WIB
Bom Mesir Tegaskan Masalah Terorisme Tidak Terkait dengan Islam
Bom Mesir Tegaskan Masalah Terorisme Tidak Terkait dengan Islam
A A A
JAKARTA - Aksi bom yang terjadi di Masjid Ar Raudah di Sinai Utara, Mesir dinilai menegaskan bahwateror sama sekali tidak terkait dengan Islam. Adapun aksi bom itumenewaskan sedikitnya 305 jiwa.
"Aksi bom yang terjadi di Masjid Ar Raudah di Sinai Utara, Mesir yang menewaskan sedikitnya 305 jiwa menegaskan aksi teror sama sekali tidak terkait dengan Islam," ujarAnggota Komisi I DPR ArwaniThomafi dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/11/2017).
Karena, lanjut dia, terangsekali bahwa korban dan segala kerugian berada di pihak Islam. "Kelompok yang menjalankan aksi teror tersebut jelas tidak mewakili siapapun dalam Islam," papar wakil ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, aksi tersebut harus dilawan secara bersama-sama, khususnya oleh negara-negara Islam karena secara nyata telah merugikan Islam secara keseluruhan.

Lalu, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan tindakan nyata dengan membuat formula untuk mengatasi aksi teror yang difokuskan memberi perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman teror yang sewaktu-waktu bisa muncul dan mengancam semua negara, tanpa pandang negara dan tempat.
Selain itu, negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) termasuk pemerintah Indonesia didorong untuk mengambil inisiatif konkret melawan gerakan kelompok teror yang mengatasnamakan Islam dengan menggalang kekuatan antarnegara. "Karena gerakan teror ini nyatanya merupakan gerakan global," ujarnya.
Aparat keamanan di Tanah Air juga didorong untuk tetap waspada dan melakukan deteksi dini atas potensi munculnya teror, khususnya menjelang perayaan natal dan peringatan tahun baru yang kerap dijadikan momentum kelompok teror untuk melakukan aksinya.
"Mendorong ormas-ormas keagamaan di Tanah Air melakukan komunikasi intensif dengan kelompok sipil berbasis keagamaan di negara-negara Islam untuk menguatkan penyebaran paham keagamaan yang moderat dan mendorong dialog antaragama untuk meminimalsir gerakan teror yang dibalut dengan isu agama," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3452 seconds (0.1#10.140)