Tokoh Buddha Jepang Kagumi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Jum'at, 24 November 2017 - 21:27 WIB
Tokoh Buddha Jepang Kagumi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Tokoh Buddha Jepang Kagumi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
A A A
JAKARTA - Delegasi tokoh agama Buddha dari Jepang dan Amerika Serikat bertandang ke Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban di Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Kunjungan ini dilakukan untuk menggali bagaimana penerapan ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup rakyat Indonesia.

Delegasi tokoh Buddha dipimpin Kyoichi Sugino selaku Deputy Sekretary General Religions for Peace Internasional dan Kosho Niwano, President Designate of Rissho Kosei-kai. Keduanya diterima Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin beserta tokoh lintas agama.

Pertemuan diawali dengan dialog hangat terkait penerapan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Para delegasi mengaku kagum dengan praktik toleransi antar umat beragama serta suku bangsa yang terjadi di Indonesia.

Delegasi meyakini, toleransi yang terjalin merupakan bentuk dari pengamalan Pancasila. "Candi Borobudur peninggalan Buddha berdiri megah di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim. Itu yang dicontohkan Indonesia tentang toleransi dan keberagaman," kata Kyoichi Sugino di Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).

Kekaguman bangsa lain terhadap ideologi Pancasila dinilai telah membuat Indonesia bangga sekaligus miris. Bangga karena Pancasila bisa menjadi model dan landasan bagi perdamaian dunia. Miris karena kita memiliki pekerjaan rumah untuk menjiwai dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Mereka mengagumi Pancasila. Mereka belajar bagaimana Indonesia membangun kerukunan antar agama, suku dan etnis," kata Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin.

Kekaguman para delegasi bertambah saat mengetahui Indonesia turut serta mengatasi krisis Rohingya di Myanmar melalui pendekatan tanpa membawa sentimen agama.

Salah satu solusi yang diberikan pemerintah Indonesia bersama masyarakat sipil serta ormas-ormas keagamaan yakni membangun rumah sakit Indonesia di wilayah konflik di Rakhine State, Myanmar.

Kini, kata Din, rumah sakit itu tengah dibangun di perbatasan antara wilayah khusus yang dihuni mayoritas muslim dan Budha di Myanmar. Rumah sakit yang dibangun pemerintah Indonesia ini nantinya akan dikelola pemerintah Myanmar.

"Mereka kagum, Indonesia menunjukkan kerja nyata dalam menyelesaikan persoalan," kata Din.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4821 seconds (0.1#10.140)